Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        CEO Martha Tilaar Group Ungkap Tantangan Terbesar Anak Bungsu Pimpin Bisnis Keluarga

        CEO Martha Tilaar Group Ungkap Tantangan Terbesar Anak Bungsu Pimpin Bisnis Keluarga Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mengelola perusahaan keluarga adalah tugas yang menantang, terlebih lagi ketika perusahannya diwariskan dari orang tua, seperti Martha Tilaar Group. Kilala Tilaar, penerus perusahaan kosmetik dan CEO Martha Tilaar Group sekarang, menghadapi serangkaian tantangan unik dalam membawa perusahaan ini menuju masa depan yang cerah.

        Dalam perjalanannya, Kilala harus mengatasi sejumlah tantangan penting, termasuk menyusun Key Performance Indicator (KPI) yang efektif, menyatukan pegawai, dan menjaga legacy Martha Tilaar tetap hidup.

        Kilala mengatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapinya adalah menyusun KPI yang memadai untuk mengukur kinerja perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang beragam, menyusun KPI yang sesuai dengan berbagai unit bisnis dan departemen adalah langkah penting untuk mengarahkan perusahaan menuju tujuan strategis.

        Baca Juga: Cara INDICO Pertahankan Holding Startup di Bawah Perusahaan Korporasi

        “Menyampaikan tugas dan hasil kinerja kita karena itu menjadi suatu hal yang enggak akan bisa dinilai sama semua orang. Apalagi itu tertuang dengan angka, jadi harus bisa full fill KPI kita,” jelas Kilala, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Selasa (15/8/2023).

        Ia mengungkapkan cara mengatasi tantangan tersebut adalah dengan menyampaikan hasil kepada para pemangku kepentingan Martha Tilaar, termasuk keluarga hingga karyawan, yang membutuhkan komunikasi yang jelas dan transparan. Selain itu, mempertahankan dana perusahaan dengan efisien agar performa perusahaan tetap terjaga.

        “Sebisa mungkin efisien dalam segala hal. Biasanya perusahaan besar tuh banyak foya-foyanya, tapi kalau kita bisa puasa dulu. Itu untuk menjaga agar cash flow kita tetap sehat,” imbuhnya.

        Selain menjaga performa dan komunikasi yang jelas, tantangan bagi Kilala adalah cara menyatukan pegawai dalam bisnis keluarga ini untuk bergerak dalam satu visi bersama. Hal itu karena perusahaan keluarga seringkali memiliki dinamika yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan biasa.

        “Habis itu bagaimana kita mempersatukan pegawai. Karena kita family business, jadi banyak kubu-kubuan di dalam perusahaan yang besar. Bagaimana kita bisa menyatukan mereka menjadi satu visi untuk bisa bekerja, bukan untuk the family, tapi bagaimana bisa bekerja untuk the company,” terangnya.

        Di dalam perusahaan besar, seperti Martha Tilaar, menyatukan visi para pegawai adalah sesuatu yang tidak mudah. Perusahaan yang memiliki satu visi akan menghasilkan kinerja yang bagus untuk masa depan perusahaan.

        “Cara saya adalah mengomunikasikan nilai-nilai, misi, dan tujuan perusahaan secara konsisten. Itu langkah penting untuk menciptakan ikatan yang kuat dan menghilangkan perpecahan dalam perusahaan,” tambahnya lagi.

        Menjaga legacy Martha Tilaar hidup sambil tetap relevan di era modern adalah tantangan lain yang harus dihadapi oleh Kilala. Ia perlu mempertahankan nilai-nilai tradisional yang telah ditanamkan oleh pendiri perusahaan sambil beradaptasi dengan perubahan tren dan tuntutan pasar.

        “Yang terakhir adalah legacy, bagaimana kita bisa membawa Martha Tilaar Group sampai 100 tahun ke depan. As a family business, legacy itu harus kita bawa hingga waktu yang lama. Misalnya seperti Gucci family dan family business sukses lainnya,” tuturnya. 

        Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa harus melibatkan inovasi produk, pemasaran yang cerdas, dan mempertahankan citra perusahaan sebagai pelopor kecantikan alami dengan akar budaya.

        “Tujuan kita mau menjadi penggerak ekosistem untuk kosmetik di Indonesia. Caranya adalah terus berinovasi dan mengubah cara pemasaran agar jadi produk kosmetik yang masih dicintai oleh masyarakat,” pungkasnya.

        Baca Juga: Penggunaan Internal Influencer Jadi Strategi Baru untuk Menguatkan Brand

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: