Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos VKTR Buka-bukaan: Bus Listrik Bisa Kurangi 300.000 Ton Emisi Karbon

        Bos VKTR Buka-bukaan: Bus Listrik Bisa Kurangi 300.000 Ton Emisi Karbon Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anak perusahaan Bakrie Group, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), tengah mengambil langkah serius dalam mengembangkan sektor bisnis elektrifikasi, mulai dari memproduksi baterai hingga kendaraan listrik. Perusahaan ini telah mengimpor bus listrik model K-9 melalui pengiriman sepenuhnya jadi (Completely Built-Up/CBU) dari pabrik BYD di Shenzhen, Tiongkok.

        Di dalam wilayah Indonesia, bus listrik ini akan dikerjasamakan dengan layanan TransJakarta, yang merupakan sarana transportasi publik utama di wilayah Jabodetabek.

        Hingga saat ini, VKTR telah memiliki 30 unit bus listrik yang telah beroperasi, dan rencananya akan menambahkan 22 unit bus tambahan dalam waktu dekat yang nantinya akan diserahkan untuk dioperasikan.

        Baca Juga: Bos VKTR Ungkap Tantangan dalam Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia

        Gilarsi W Setijono, CEO VKTR, mengatakan, inisiatif bisnis bus listrik ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan bumi dengan potensi pengurangan emisi karbon sekitar 300.000 ton. Ini dapat terjadi apabila dalam kurun waktu satu tahun, jumlah pengguna bus listrik mencapai angka 10 juta pelanggan.

        “Ini jalan dan tujuan yang terbaik. Tujuan kita adalah apa pun yang bisa membantu untuk mengurangi terjadinya climate change untuk mempercepat dekarbonisasi. Bus tidak menambah kemacetan, tapi mengurangi kemacetan,” jelas Gilarsi, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Jumat (18/8/2023).

        Menilik model dalam bus listrik yang saat ini beroperasi, terdapat sekitar 3.000 semikonduktor chip yang merekam berbagai peristiwa selama perjalanan. Informasi yang diambil meliputi lokasi aktual bus, evaluasi kondisi pengemudi terkait kewaspadaan, jumlah penggunaan rem, dan akselerator oleh pengemudi. Nantinya, chip ini akan memiliki relevansi yang signifikan dalam hal keselamatan dan data asuransi.

        Gilarsi menyampaikan bahwa VKTR telah berhasil mengoperasikan 30 bus selama 15 bulan terakhir. Hingga saat ini, tidak ada aduan yang masuk terkait performa bus listrik yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

        “Sudah ada 30 unit bus listrik yang telah kami jalankan selama 15 bulan, dan tidak ada keluhan yang kami terima. Kami terus berusaha untuk mempertahankan ini, dengan menjadikan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama,” ujar Gilarsi.

        Di samping itu, perusahaan juga tengah menggarap bisnis truk listrik, mengingat saat ini jumlah truk listrik yang beroperasi di dalam negeri masih terbatas.

        “Saat ini, ada satu sampai dua unit truk yang sedang mengalami tahap eksperimen, namun dalam konteks komersial, jumlah truk listrik yang dapat dijual dan dioperasikan masih terbatas,” imbuhnya.

        Gilarsi menambahkan, saat ini pembuatan bus listrik jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan bus konvensional yang melibatkan ribuan komponen. Bus listrik hanya memiliki kurang dari 100 komponen, sedangkan bus konvensional memiliki sekitar 1.000 komponen.

        Baca Juga: MIND ID Siap Bentuk Ekosistem Kendaraan Listrik dari Hulu Sampai Hilir

        “Proses pembuatan model bus listrik itu mudah, mirip dengan merakit model Tamiya, bagian yang memiliki bobot dan harga tinggi adalah baterai. Menurut saya, pembuatan baterai itu rumit, perlu pengetahuan yang tinggi,” tegasnya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: