Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos VKTR Ungkap Tantangan dalam Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia

Bos VKTR Ungkap Tantangan dalam Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia Kredit Foto: Youtube
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam menghadapi era transportasi berkelanjutan, kendaraan listrik menjadi salah satu jawaban untuk mengurangi dampak lingkungan dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Namun, meskipun potensinya besar, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, terutama bus listrik yang dikembangkan oleh PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), anak usaha Bakrie Group, menghadapi serangkaian tantangan yang harus diatasi.

Gilarsi W Setijono, CEO VKTR, mengatakan hambatan dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah ketidakjelasan regulasi pemerintah terkait standar teknis dan lisensi operasi.

Baca Juga: Kewajiban TKDN Mobil Listrik, Apa Indonesia Bisa Benar-benar Untung?

“Pada saat itu regulasi dari pemerintah belum siap untuk mengeluarkan STNK untuk mobil ini (bus listrik). Jadi, belajar untuk regulator bagaimana melakukan uji tipe dan lainnya agar bisa dijalankan jalan raya, seperti tes knalpot CC, berapa emisi gas buangnya, dan tidak boleh mengeluarkan suara,” jelas Gilarsi, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Jumat (18/8/2023).

Gilarsi mengungkapkan ketidaksiapan pemerintah tersebut dapat menjadi pembelajaran bahwa standar baru dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan menguntungkan bagi perkembangan kendaraan listrik.

Selain regulasi pemerintah, infrastruktur pengisian daya yang memadai merupakan hambatan bagi suksesnya ekosistem kendaraan listrik. Saat ini, minimnya stasiun pengisian daya yang dapat diakses secara luas menjadi tantangan besar, terutama untuk bus listrik yang memerlukan kapasitas baterai yang lebih besar. 

Oleh sebab itu, VKTR menjalin kerja sama dengan perusahaan produsen bus listrik China, BYD Auto. Proses produksi bus dan truk listrik dimulai dengan mengimpor sepenuhnya (Completely Built-Up/CBU) langsung dari fasilitas manufaktur BYD di Shenzhen, Tiongkok.

“Infrastruktur pengisian daya kita masih terbatas, tapi ke depan, kita akan mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia, tentu dengan bantuan keahlian dari BYD juga,” tuturnya.

Walaupun semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk terlibat dalam produksi kendaraan listrik, kapabilitas produksi yang memadai tetap menjadi tantangan. VKTR dan produsen lainnya harus mampu menghasilkan kendaraan listrik dalam jumlah yang besar untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat.

Baca Juga: Grup Salim dan Bakrie Berkolaborasi, Bagaimana Target Usaha Bumi Resources Tahun Ini?

Optimis dalam menyongsong masa depan yang lebih hijau, VKTR menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mewujudkan visi transportasi berkelanjutan di Indonesia.

“Komitmen kami untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur andal bagi KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) bus dan truk, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: