- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Batu Bara Kian Membara, Cek Analisis Saham PTBA, BRMS, BUMI, ADMR, dan ADRO
Pasar saham batu bara saat ini mengalami keadaan yang dinamis dan penuh potensi. Saham-saham di sektor ini menunjukkan pergerakan yang menarik perhatian para investor dan pelaku pasar.
Founder dan CEO Emtrade, Ellen May menyampaikan bahwa lonjakan nilai saham di sektor batu bara dipicu oleh pertumbuhan permintaan yang terjadi di negara-negara musim dingin untuk memenuhi kebutuhan penghangat ruangan menjelang akhir tahun.
“Secara fundamental aku melihat sentimen positif ini karena kenaikan harga batu bara dan juga menjelang akhir tahun kebutuhan batu bara meningkat di negara-negara dingin untuk kebutuhan penghangat ruangan,” terang Ellen, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Selasa (22/8/2023).
Baca Juga: IESR Minta RI Desak ASEAN 'Suntik Mati' PLTU Batu Bara
Ellen menganalisis emiten saham batu bara, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Emiten-emiten tersebut sedang dalam sorotan karena kinerja mereka yang cukup menarik per Senin (21/8/2023).
Ellen mengatakan bahwa saham PTBA sedang di kondisi sideways atau kecenderungan harga saham tetap alias tidak naik atau turun.
“Untuk PTBA sideways-nya akut, tapi selama PTBA ini dia masih di atas angka Rp2.720 dan pattern-nya kayak gini sih sebenarnya masih oke. Kalau kondisinya lagi sideways seperti ini, aku ngelihatnya PTBA masih tetap ada kemungkinan akan bisa menguat, tapi sekali lagi mesti di-update dari pergerakannya juga secara real time, yang penting dia enggak breakdown dari Rp2.720,” jelas Ellen.
Selain itu, emiten saham batu bara lainnya yang menarik perhatian adalah BRMS. Saham BRMS terpantau melesat 14,12 persen atau 25 poin ke level Rp202 per saham.
“BRMS ini ini kebetulan memang dia mengikuti pattern-nya dengan sangat bagus sekali. Jadi breakout-nya dia enggak langsung naik dan sempat ada sideways dulu beberapa hari. Aku lihatnya breakout seperti ini bagus dan besok masih bisa naik lagi enggak usah buru-buru. Kalau mau beli, lebih baik nunggu retracement atau nunggu sideways. Jadi, ini naik dengan volume transaksi sangat tinggi, besok masih bisa lanjut naik lagi setelah itu akan sideways,” ujar Ellen.
Lebih lanjut, saham BUMI juga naik 8,03 persen ke level Rp148 per saham. Ellen menganalisis bahwa saham BUMI menunjukkan kinerja yang lumayan bagus, walaupun sedang breakout dan berpotensi naik sekitar Rp170.
“BUMI sama kayak BRMS, sekarang dia breakout lumayan cakep. Sebenarnya pattern-nya dia tuh mirip banget dengan BRMS beberapa hari yang lalu, tepatnya 14 Agustus kemarin. Untuk yang mau trading jangka pendek, kemungkinan BUMI bisa naik sampai sekitaran Rp170 harganya,” bebernya.
Kemudian, Ellen menganalisis saham ADMR yang menunjukkan pergerakan yang cukup menarik. Saham ADMR naik tipis, sekitar 0,41 persen di level Rp1.225.
“Saham ADMR ini juga cakep, kalau aku lihat cakep ya. Emtrade sudah ada beberapa waktu yang lalu beli di harga sekitar Rp980-an dan sekarang masih nge-hold dulu sampai ada retracement lagi,” ucapnya.
Harga saham induk perusahaan ADMR, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), ditutup naik 3,15 persen jadi Rp2.620. Ellen memprediksi harga saham ADRO dapat naik dalam rentang Rp2.680-Rp2.740 dalam jangka pendek.
“Aku lihat pattern-nya cakep, tapi kalau harga saham enggak turun di bawah level Rp2.560, ada potensi kenaikan ke sekitar Rp2.680 sampai Rp2.740 dalam jangka pendeknya,” pungkasnya.
Baca Juga: Jahja Setiaatmadja Beri Hibah Saham untuk Dua Anaknya, Nilainya Capai Rp74 Miliar!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti