Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Emiten Adi Sarana Permada 101: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Emiten Adi Sarana Permada 101: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) adalah perusahaan layanan transportasi terbesar di Indonesia. Perusahaan yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 12 November 2012 tu menyediakan jasa penyediaan kendaraan korporasi, transportasi logistik, jual beli kendaraan daring, dan masih banyak lagi.

        Mengutip dari situs webnya, diketahui bahwa Adi Sarana Armada mempunyai tujuh segmen bisnis, yaitu ASSA Rent (penyewaan kendaraan), ASSA Logistics (penyediaan jasa transportasi logistik), ASSA Driver Services (layanan sopir), ASSA Mobility (sewa mobil melalui platform dan aplikasi), JBA (lelang otomotif), Caroline (jual beli mobil secara online), dan AnterAja (pengiriman barang).

        Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Adi Sarana Armada, termasuk laporan keuangan, rasio keuangan, profil manajemen, dan aksi korporasi, silakan simak artikel berikut ini!

        Baca Juga: Emiten Bayan Resources 101: Performa Perusahaan, Kinerja Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Laporan Keuangan Adi Sarana Armada pada Paruh Pertama 2023

        Sepanjang enam bulan pertama tahun 2023, perolehan laba Adi Sarana Armada terpantau mengalami penurunan. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis secara resmi, dikabarkan bahwa perusahaan tersebut hanya mengantongi keuntungan sebesar Rp69,57 miliar. Jika dibandingkan dengan enam bulan pertama tahun 2022, terlihat ada kemerosotan hingga 39,38%

        Menukiknya perolehan laba Adi Sarana Armada berbanding lurus dengan angka pendapatan yang dicatatkan oleh perusahaan itu. Merujuk dari sumber yang sama, pada paruh pertama tahun 2023, diketahui bahwa Adi Sarana Armada memperoleh Rp2,38 triliun alias susut 24,66% dari pendapatan paruh pertama tahun lalu.

        Laporan keuangan Adi Sarana Armada menunjukkan, jasa pengiriman masih menjadi kontributor terbesar pendapatan perusahaan. Segmentasi tersebut dilaporkan menyumbang Rp817,92 miliar. Selain itu, sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool dikabarkan memberikan kontribusi sebesar Rp756,35 miliar.

        Sejalan dengan angka pendapatan, angka beban pokok penjualan rupanya ikut menyusut. Pada semester pertama 2023, Adi Sarana Armada mengeluarkan dana sebesar Rp1,82 triliun. Apabila dibandingkan dengan pengeluaran pada periode yang sama di tahun sebelumnya, perusahaan itu mengucurkan dana 28,57% lebih sedikit.

        Sebagai informasi tambahan, Adi Sarana Armada tercatat mempunyai aset sebesar Rp7,39 triliun yang terdiri atas aset lancar senilai Rp1,61 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp5,77 triliun. Perihal liabilitas dan ekuitas, perusahaan itu mencatatkan nominal masing-masing sebesar Rp4,89 triliun dan Rp2,50 triliun.

        Baca Juga: Emiten Golden Energy Mines 101: Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Rasio Keuangan Adi Sarana Armada

        Berkaca pada laporan keuangan per Juni 2023, dikabarkan bahwa Gross Profit Margin (GPM) Adi Sarana Armada berada di angka 23,78%. Perlu diketahui bahwa GPM rata-rata industri berada di angka 30%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio margin kotor perusahaan satu ini tergolong belum maksimal.

        Rasio keuangan berikutnya yang dapat dipakai untuk melihat kinerja Adi Sarana Armada adalah Return on Asset (ROA). Jika dihitung, pada semester pertama tahun 2023, ROA perusahaan batu bara itu berada di angka 0,94%. Dengan persentase tersebut, perusahaan tersebut tergolong belum mampu mengelola aset terhadap laba dengan sangat baik.

        Rasio keuangan terakhir yang akan dijadikan tolok ukur adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). Setelah dikalkulasikan, dilaporkan bahwa DER perusahaan berada di posisi 199,28% yang termasuk kategori tidak sehat; sedangkan CR Adaro Energy Indonesia berada di posisi 89,39% yang termasuk kategori terlalu rendah.

        Baca Juga: Emiten Semen Indonesia 101: Performa Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Profil Manajemen Adi Sarana Armada

        Sejak tahun 2011, Adi Sarana Armada berada di bawah kepemimpinan Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati. Sebelum mengemban jabatan sebagai pemimpin tertinggi di perusahaan, alumni Universitas Indonesia itu sudah pernah menduduki posisi Chief Executive Officer (CEO) PT Astra International, Komisaris PT Autopedia Sukses Lestari, dan Direktur Astra Mitra Ventura.

        Dalam menjalankan tugasnya, Prodjo banyak dibantu oleh rekan-rekan direksi yang mempunyai keahlian di bidang masing-masing. Pada periode ini, dirinya didampingi oleh Jany Chandra, Tjoeng Suyanto, dan Jerry Fandy Tunjungan selaku Direktur Adi Sarana Armada.

        Sementara itu, posisi Komisaris Utama Adi Sarana Armada diduduki oleh Erida. Perempuan lulusan Universitas Trisakti itu tengah disibukkan dengan berbagai jabatan lainnya, seperti Direktur PT Bumi Adi Jaya, Chief Financial Officer (CFO) PT Triputra Agro Persada, dan CFO PT Triputra Investindo Arya.

        Supaya fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan lebih maksimal, Erida menerima banyak bantuan dari rekan-rekan kerjanya yang mengemban tugas sebagai komisaris dan komisaris independen. Rekan kerja yang dimaksud adalah Hertanto Mangkusasono selaku komisaris dan Lindawati Gani serta Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto selaku komisaris independen. 

        Baca Juga: Emiten Adaro Energy 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Aksi Korporasi Adi Sarana Armada

        Merujuk dari situs resminya, diketahui bahwa aksi korporasi yang paling sering digarap oleh perusahaan layanan transportasi tersebut adalah penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan pembagian dividen. RUPSLB sudah diselenggarakan sejak tahun 2012, sedangkan pembagian dividen telah dilakoni sejak 2014—2018.

        Sebagai catatan, pada tahun 2014, dividen yang didistribusikan mencapai Rp92,04 miliar. Sementara itu, pada tahun 2015, 2016, dan 2017, dividen yang diterima oleh para pemegang saham yang berhak masing-masing berjumlah Rp16,98 miliar; Rp13,59 miliar; dan Rp23,78 miliar. Adapun dividen yang dibagikan pada tahun 2018 menyentuh angka Rp40,77 miliar. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
        Editor: Yohanna Valerie Immanuella

        Bagikan Artikel: