MenKopUKM: Produk Unggulan Daerah Harus Jadi Bagian Rantai Pasok Industri Global
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, menekankan pentingnya setiap daerah mengembangkan produk unggulan hingga mampu menjadi bagian dari rantai pasok industri regional dan global.
"Jangan sekadar memproduksi untuk konsumsi lokal," kata MenKopUKM Teten Masduki dalam keterangannya, Jumat (8/92023).
Menkop Teten mengajak kepala daerah agar terus membenahi ekosistem usahanya, dari mulai kemudahan akses pembiayaan, standardisasi produk, teknologi modern, hingga akses pasar. "Kita sudah menjadi bagian dari rantai pasok pangan dunia, dan salah satu pusat pangan di Indonesia adalah Indramayu," ujarnya.
Baca Juga: Bakal Berevolusi, 62% Bisnis Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan
Selain komoditas beras, MenKopUKM juga melihat ada potensi besar lainnya di Indramayu yang bisa dikembangkan. Salah satunya potensi rumput laut yang sangat besar untuk dikembangkan selain tambak udang dan ikan.
"Ada Mangga Gedong Gincu yang ternyata sangat disukai masyarakat di Jepang," kata Menteri Teten.
Untuk itu, Menteri Teten mengingatkan agar rumput laut tidak dijual sebagai bahan baku, melainkan harus menjadi produk olahan setengah jadi atau jadi.
"Banyak riset menyebutkan bahwa rumput laut baik untuk substitusi tepung terigu, pengganti bahan serat untuk pakaian, hingga pengganti plastik," kata MenKopUKM.
Lebih dari itu, kata MenKopUKM, Indramayu juga merupakan sentra ikan, baik budidaya maupun tangkap. Bahkan, di Indramayu sudah ada pelaku usaha yang memiliki teknologi hidrolisat protein ikan. "Ini potensi yang juga bisa kita kembangkan," ucap Menteri Teten.
Menurut MenKopUKM, strategi besar dalam industrialisasi nasional tidak hanya melibatkan investor asing dan usaha besar saja, melainkan juga koperasi dan UMKM. "Karena, perkembangan dunia saat ini sedang menuju ke arah ekonomi keberlanjutan," kata Menteri Teten.
Perempuan Berdikari
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Indramayu, Hj Nina Agustina, memaparkan program-program unggulan yang sudah digulirkan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil di Indramayu. Diantaranya, program Perempuan Berdikari (Peri), yaitu sebuah program yang menyasar perempuan purna-pekerja migran.
"Mereka sudah diberi pelatihan kewirausahaan dan sudah berjalan selama dua tahun lebih," kata Nina.
Tercatat pada periode 2021-2022 ada lebih dari 1.300 orang dari 67 desa di Indramayu yang telah mendapat pelatihan tersebut. "Pada 2023 ini, kami sudah memberikan pelatihan kewirausahaan di 32 desa dengan jumlah peserta mencapai 640 orang," kata Bupati Indramayu.
Di samping itu, kata Nina, Pemkab Indramayu juga telah banyak memberikan kemudahan dalam berusaha, seperti perizinan hingga pelatihan digital marketing. "Tujuannya, untuk memperluas jaringan pemasaran produk UMKM asal Indramayu," ucap Nina.
Tak hanya itu, Pemkab Indramayu juga sudah menjalin kemitraan dengan pusat-pusat perbelanjaan modern dan toko-toko untuk memperkuat pemasaran produk UMKM.
Untuk akses permodalan, Nina juga menyebutkan ada program kredit untuk warung kecil atau Program Krucil. "Kami memberikan kredit untuk usaha kecil dan warung-warung secara berkelompok, tanpa agunan, dan tanpa bunga," kata Bupati Indramayu.
Melalui program Krucil itu, Nina berharap dapat mengurangi beban para pelaku usaha mikro dan kecil di Indramayu. Tercatat, sudah ada 1661 pelaku usaha yang menikmati dengan total kredit mencapai Rp7 miliar.
"Ada kegiatan bazar UMKM yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini, saya meyakini dapat meningkatkan pengembangan usaha dan produknya, agar mampu bersaing di tingkat nasional bahkan global," ujar Bupati Indramayu.
Baca Juga: Akumindo Ungkap Digitalisasi UMKM Terhambat Akibat Tingkat Literasi Rendah
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Amry Nur Hidayat