Mengakselerasi transisi energi di Indonesia, PT PLN (Persero) menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan Karbon Korea Co., Ltd. terkait impelementasi teknologi Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN mendukung penuh upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca Juga: PLN Jajaki Dukungan Pembiayaan Hijau dari Export Finance Australia
Termasuk melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan seperti CCUS untuk menekan emisi karbon dari pembangkit berbahan bakar batubara.
“Ini adalah konsep besar di mana kami menunjukkan kepada dunia, bahwa saat ini PLN memimpin upaya memerangi perubahan iklim di Indonesia. kami telah menunjukkan kepada dunia bahwa kami memiliki kemauan, kami telah menghapus 13 Giga Watt energi fosil dari Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL), dan hari ini kami akan melakukan pembersihan yang lebih besar lagi,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (9/9/2023).
Darmawan memaparkan, dalam upaya memerangi perubahan iklim global dibutuhkan kolaborasi sebagai kuncinya.
Oleh sebab itu, lewat kolaborasi semacam ini, Darmawan optimis peta jalan transisi energi, memerangi perubahan iklim akan lebih mudah dibanding berjalan sendiri.
Baca Juga: PLN Ajak Negara ASEAN Kolaborasi Bangun Bisnis Charging Station
“Jadi saya telah mendengar banyak laporan tentang Karbon Korea yang merupakan salah satu lembaga terbaik, yang melibatkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Banyak pola dan banyak inovasi,jadi saya menaruh banyak harapan pada kerja sama semacam ini,” ujarnya.
Lanjutnya, kolaborasi implementasi CCUS adalah untuk meningkatkan keberlanjutan pembangkitan listrik dan menurunkan emisi karbonnya.
Dimana, uppaya dekarbonisasi menggunakan CCUS ini dirasa strategis karena karbon yang ditangkap bisa dikonversi menjadi produk lain seperti metanol, asam format, hingga dimetil eter.
Baca Juga: Dorong Penurunan Emisi, PLN EPI Kembangkan Ekosistem Green Ekonomi di Gunung Kidul
Sementara untuk CO2 yang tidak dikonversi bisa digunakan untuk melakukan enhanched oil recovery (EOR) atau enhanched gas recovery (EGS).
”Tentu saja ini tak lepas dari visi besar pemerintah untuk melakukan transisi energi," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa saat ini PLN memiliki potensi 37,6 gigawatt (GW) pembangkit batubara dan gas yang siap dipasang teknologi CCUS. Dengan teknologi ini, emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi listrik dapat dikurangi secara masif.
Dalam MoU dengan Karbon Korea ini, kedua pihak sepakat untuk segera melakukan studi bersama terkait pengembangan energi berkelanjutan, sharing knowledge dan peningkatan kapasitas pegawai PLN. Dijelaskan juga bahwa studi bersama ini merambah tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga komersial CCUS.
Selain itu, PLN juga tetap membuka pintu kerjasama dengan berbagai pihak lain terkait implementasi CCUS.
Baca Juga: PLN Bongkar Kunci Terwujudkan Usaha Transisi Energi Dunia, Begini...
Darmawan mengatakan besarnya biaya implementasi menjadi kendala penerapannya. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak dan insentif dari pemerintah agar penerapan teknologi CCUS lebih terjangkau
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar