Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Para Eksekutif Perusahaan Tambang Prediksi Nilai Bitcoin Akan Melonjak pada 2024

        Para Eksekutif Perusahaan Tambang Prediksi Nilai Bitcoin Akan Melonjak pada 2024 Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Para eksekutif dari perusahaan pertambangan dan manufaktur terkemuka percaya bahwa kekuatan pasar yang dihasilkan dari Bitcoin halving keempat yang dijadwalkan pada tahun 2024 dapat mendorong harga Bitcoin (BTC) melebihi US$100.000 (Rp1,53 miliar).

        Dilansir dari Cointelegraph, Rabu (13/9/2023), Wakil Presiden Canaan, Davis Hui memprediksi harga BTC sekitar US$100.000 (Rp1,53 miliar) pada tahun 2024 akibat efek dari pemotongan reward pertambangan Bitcoin terbaru.

        Hui menilai pasokan Bitcoin akan berkurang secara drastis dengan pemotongan reward menjadi 6,25 BTC per blok. Sementara institusi keuangan tradisional semakin menunjukkan minat dalam berinvestasi di sektor ini.

        Baca Juga: Mantan Bos PayPal Sebut Bitcoin Akan Bikin Transaksi Pembayaran Keluar dari Era 'Fax'

        "Bagaimana dengan BlackRock? Mereka memiliki aset di bawah pengelolaan sebesar US$10 triliun (Rp163.500 triliun). Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan adalah US$2 triliun (Rp30.720 triliun)-mereka memiliki lima kali lipat lebih dari itu,” ujarnya.

        Hui mengatakan bahwa prediksinya sangat dipengaruhi oleh hasil dari sejumlah aplikasi dana diperdagangkan Bitcoin yang diajukan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat oleh beberapa manajer aset terbesar di dunia.

        "Uang ini akan masuk, permintaan BTC akan meningkat, sementara pasokannya telah berkurang, dan harga akan meningkat," bebernya.

        Ia juga mencatat bahwa semakin sulit bagi sebagian besar penambang untuk terus beroperasi dalam kondisi pasar yang sangat kompetitif, dengan tingkat hash rate sepanjang masa dan kesulitan jaringan yang secara langsung mengurangi profitabilitas penambang.

        Mereka yang tidak dapat menutupi biaya listrik dengan imbalan penambangan Bitcoin yang diperoleh akan mematikan mesin-mesin tersebut. Sementara yang melanjutkan operasi akan melakukannya dengan pandangan ke potensi keuntungan yang ada menjelang halving tahun 2024.

        Ia melanjutkan, penambang yang dapat meningkatkan mesin-mesin yang lebih efisien dan kuat dapat mempertahankan profitabilitas yang lebih baik. Hui memprediksi perusahaan pertambangan di AS mungkin akan sangat tertekan, mengingat biaya listrik dan administratif yang tinggi.

        Hui juga mengakui bahwa Canaan adalah salah satu perusahaan industri yang melaporkan kerugian keuangan pada kuartal pertama tahun 2023, menyoroti dampak pasar kriptokurensi yang berkepanjangan.

        Baca Juga: Regulator Thailand Berhasil Tangkap Lima Pencuri Kripto Senilai Rp414,18 Miliar

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: