Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keuangan Terdesentralisasi Jadi Faktor Utama Harga Kripto Termanipulasi

        Keuangan Terdesentralisasi Jadi Faktor Utama Harga Kripto Termanipulasi Kredit Foto: Kaspersky
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Firma pengawasan pasar Solidus Labs melaporkan bahwa ada lebih dari 20.000 token kripto yang telah dimanipulasi melalui wash trading di bursa terdesentralisasi (DEX) dalam tiga tahun terakhir.

        Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (14/9/2023), dalam bagian kedua Laporan Manipulasi Pasar Kripto 2023 yang dirilis pada 12 September, Solidus menyatakan bahwa dari sampel 30.000 kolam likuiditas DEX berbasis Ethereum, hampir 70% ditemukan telah melakukan wash trading sejak September 2020. Jumlahnya mencapai sekitar US$2 miliar (Rp30,7 triliun) nilai kripto.

        Untuk diketahui, wash trading adalah bentuk manipulasi pasar di mana entitas membeli dan menjual aset yang sama memberikan kesan palsu aktivitas pasar. Wash trading juga ada dalam keuangan tradisional. Namun, Solidus berpendapat para manipulator pasar sering memiliki cara yang lebih mudah untuk melakukannya di sektor kripto.

        Baca Juga: Wah, Sektor Kripto Tetap Menarik di Tengah Penurunanan Sektor Fintech Lainnya

        "Dalam kripto, likuiditas tersebar di berbagai bursa terpusat dan terdesentralisasi, menghasilkan pasar yang lebih kecil yang lebih mudah untuk dimanipulasi,” catat Solidus. 

        Disebutkan bahwa kemungkinan karena sifat terbatas dari keuangan terdesentralisasi merupakan penyebab dari wash trading on-chain.

        "Manipulasi pasar tetap menjadi tantangan besar dalam industri kripto, terutama dalam era pengawasan regulasi yang lebih ketat dan adopsi institusi," kata pendiri dan CEO Solidus, Asaf Meir dalam sebuah pernyataan resmi.

        "Aktivitas perdagangan mencuci yang kami temukan di sini adalah tanda yang jelas dari manipulasi pasar, dan hal itu harus dicegah agar kripto dan DeFi bisa berkembang," imbuh Meir.

        Solidus menjelaskan, pelaku wash trading muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari penerbit token yang mencari cara mudah untuk menarik uang, spekulator yang mencoba memanipulasi penyebaran token yang akan datang hingga operator bursa dan marketplace yang melaporkan volume perdagangan yang lebih tinggi untuk menarik investor dan pengguna.

        Sebelumnya, pada tahun 2022, sebuah studi dari National Bureau of Economic Research mengindikasikan lebih dari 70% dari volume bursa yang tidak diatur adalah wash trading.

        Menurut para peneliti, ada insentif jangka pendek untuk wash trading dan mereka mengusulkan bahwa transaksi palsu seringkali memengaruhi peringkat bursa pada situs web statistik dan data seperti CoinMarketCap dan CoinGecko. Selain itu, transaksi palsu juga memengaruhi harga kripto dalam bursa dalam jangka pendek.

        Baca Juga: Sebanyak Rp414,5 Miliar Telah Dicuri dari Bursa Kripto CoinEx

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: