Lapangan MAC yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) telah memulai produksi gas pada Selasa, 5 September 2023.
Hasil awal produksi pada lapangan tersebut mencapai 13,5 MMSCFD (juta kaki kubik per hari), dan diperkirakan akan mencapai puncak produksi hingga 50 MMSCFD.
Menurut Kang An, General Manager HCML, fasilitas produksi utama yang digunakan dalam proyek ini adalah Mobile Offshore Production Unit (MOPU) dengan kapasitas desain 60 MMSCFD.
"Proyek yang terletak di tenggara Pulau Madura, tepatnya di Selat Madura, Jawa Timur, dengan kedalaman air rata-rata kurang lebih 67 meter ini memiliki 3 sumur produksi," kang Kang pada Kamis (14/9) di Jakarta.
Kang menjelaskan lebih lanjut, bersama dengan proyek BD, MBH, dan MDA yang sudah berproduksi, Lapangan MAC akan berkontribusi pada total kapasitas produksi puncak harian sekitar 280 MMSCFD sesuai dengan rencana Plan of Development (POD) yang telah disetujui oleh pemerintah.
"Hal ini menandakan komitmen HCML dalam memasok gas secara reguler ke wilayah Jawa Timur, dengan tujuan mendukung sektor ketenagalistrikan dan industri pupuk di daerah tersebut," ujar Kang.
Tambahan produksi gas dari Lapangan MAC juga mendapat apresiasi dari SKK Migas. Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas produksi gas ini akan membantu mengatasi kebutuhan energi di dalam negeri.
"Tambahan produksi yang signifikan ini menjadi sangat penting, selain untuk pemenuhan target lifting nasional juga untuk menggerakkan roda ekonomi dan mendukung pertumbuhan industri domestik," kata Wahju.
Selain itu, dia menegaskan bahwa di tengah isu transisi energi global dan peningkatan fokus pada penggunaan energi bersih, tambahan produksi ini dapat menjadi kontribusi penting dalam upaya menuju energi yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
"Peningkatan produksi gas ini juga membuka peluang untuk mengintegrasikan sumber energi bersih dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional," ungkap Wahju.
Proyek 3M di Indonesia dioperasikan oleh HCML, yang memegang 100% kepemilikan kontrak di blok Selat Madura.
Sebagai mitra usaha patungan, CNOOC Southeast Asia Limited, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh CNOOC Limited, memegang 40% saham di HCML. Sedangkan Cenovus Energy Inc. memegang 40% saham melalui anak perusahaannya, dan Samudra memegang 20% saham.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: