Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sejumlah modal besar untuk mencapai sasaran sebagai negara maju.
"Indonesia punya modal yang besar untuk mencapai sasaran sebagai bangsa yang maju," ungkap Airlangga, dalam Seminar Nasional ISEI 2023, Jumat (15/9/2023).
Airlangga menjelaskan modal besar tersebut yakni angkatan kerja yang besar dan masuk periode bonus demografi.
Ada pula ekonomi digital Indonesia yang mencakup 40% dari transaksi ekonomi digital di ASEAN yang diprediksi tumbuh lima kali lipat di tahun 2030.
Baca Juga: Ujungnya Efisien dan Hemat Biaya, Ini Solusi Airlangga Tingkatkan Logistik Indonesia
"Indonesia juga menyiapkan diri menjadi anggota OECD yang mana keanggotaan ini sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan standar kebijakan dari pemerintah, sehingga menjadi lebih unggul untuk perekonomian yang adil, inklusif, bebas dari korupsi, dan berwawasan lingkungan," katanya.
Airlangga lalu mengungkapkan, pada pertemuan dengan OECD beberapa waktu lalu, 38 negara anggota OECD menyambut baik dan mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung ke dalamnya.
"Indonesia butuh untuk harmonisasi regulasi dengan lebih dari 200 standar yang ditetapkan oleh OECD. Ini bukan pekerjaan yang mudah, tentunya membutuhkan peran dari para stakeholder termasuk ekonom yang tergabung dalam ISEI,” kata Airlangga.
Sebagai upaya mencapai Visi Indonesia Emas 2045, Airlangga menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan yakni penyiapan SDM yang berkualitas, peningkatan digitalisasi, serta meningkatkan nilai tambah komoditas melalui industrialisasi dan hilirisasi.
Dia mengatakan, Program Kartu Prakerja yang didorong untuk penyiapan SDM berkualitas sudah diikuti sebanyak 17,7 juta masyarakat sejak tahun 2020.
"Berbagai program pengembangan digital talent, termasuk melalui Kawasan Ekonomi Khusus di Nongsa Digital Park Batam juga terus dimaksimalkan," imbuhnya.
Airlangga menambahkan, dalam KTT ASEAN 2023, Indonesia juga telah mendorong Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang merupakan ekosistem digital yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perekonomian digital dari yang semula USD1 triliun menjadi USD2 triliun pada tahun 2030.
Lalu, Airlangga juga menyampaikan bahwa Sulawesi Tengah dan Maluku Utara memiliki pertumbuhan yang mencapai double digit karena didorong oleh tumbuhnya industri manufaktur besi, baja, dan nikel.
“Kita berharap bahwa Indonesia mampu menjadi produsen baterai sampai dengan electric vehicle, dan ini menjadi andalan di Asia,” pungkas Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: