Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rangkul Suara Anies Baswedan, Prabowo Diprediksi Menang di Pilpres 2024

        Rangkul Suara Anies Baswedan, Prabowo Diprediksi Menang di Pilpres 2024 Kredit Foto: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wacana untuk menggabungkan dua figur capres terkuat, yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, terus digaungkan. Permasalahnnya, siapa lebih kuat di antara keduanya hingga harus ada yang mengalah sebagai cawapres untuk mendampingi sosok capresnya.

        Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan Prabowo unggul dalam simulasi tiga nama dengan elektabilitas 38,8 persen, sedangkan Ganjar 32,1 persen dan Anies tertinggal jauh sebesar 20,2 persen, serta sisanya tidak tahu/tidak menjawab 8,9 persen.

        Baca Juga: Bacapres Ganjar Pranowo Komitmen Perhatikan Kesejahteraan Guru Agama

        Ketika dikerucutkan dalam dua nama, Prabowo unggul telak terhadap Ganjar, dengan elektabilitas mencapai 51,8 persen, sedangkan Ganjar hanya 33,3 persen dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 14,9 persen.

        Jauhnya jarak elektabilitas Prabowo ketika dihadapkan head-to-head melawan Ganjar hingga hampir 20 persen dimungkinkan karena terjadinya migrasi pemilih Anies ke kubu Prabowo saat hanya ada dua capres yang berlaga.



        Hal itu tecermin dari lonjakan dukungan terhadap Prabowo nyaris sebesar elektabilitas Anies dalam skenario tiga nama capres. Sedangkan Ganjar praktis cenderung stagnan, artinya hampir tidak berhasil menyerap dukungan sama sekali dari para pendukung Anies.

        “Unggul telaknya Prabowo terhadap Ganjar didukung oleh migrasi pemilih Anies dalam skenario head-to-head,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Selasa (26/9).



        Menurut Andreas, tingginya elektabilitas Prabowo ditunjukkan dalam kemampuannya menarik migrasi pemilih capres lain. Prabowo mendapatkan tambahan elektabilitas hingga 10,9 persen ketika dikerucutkan menjadi simulasi tiga nama dari semula banyak nama.

        Ganjar meraup tambahan lebih sedikit yaitu 7,1 persen, tidak jauh berbeda dibanding Anies sebesar 6,5 persen. “Munculnya nama Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies memberi keunggulan dibandingkan Ganjar yang masih belum siapa cawapresnya,” jelas Andreas.

        Baca Juga: Lelang Jabatan ala Ganjar Pranowo: Gebrakan Reformasi Birokrasi yang Layak Dijadikan Rujukan Nasional

        Tambahan elektabilitas bagi Anies menunjukan faktor cawapres berkontribusi menaikkan dukungan, meskipun masih belum cukup kuat melawan figur lain khususnya Prabowo yang belum menentukan siapa cawapres pendampingnya.

        “Kubu Ganjar masih menimbang-nimbang nama cawapres yang berpotensi bisa mengerek elektabilitas untuk menghadapi Prabowo yang posisinya masih lebih unggul,” tandas Andreas. Nama-nama yang beredar di antaranya Sandiaga Uno, Mahfud MD, hingga Andika Perkasa.

        Sementara itu di kubu Prabowo muncul nama-nama seperti Erick Thohir, Airlangga Hartarto, dan Gibran Rakabuming Raka. “Jika MK memutuskan syarat usia pencalonan diturunkan menjadi 35 tahun, Gibran berpeluang kuat menjadi cawapres Prabowo,” tegas Andreas.

        Baca Juga: GM BKAG Dukung Prabowo di Pilpres 2024: Prabowo, You'll Never Walk Alone

        Menguatnya nama Gibran dalam bursa cawapres Prabowo menjadi isyarat dukungan Presiden Jokowi terhadap sang Menteri Pertahanan. Belakangan Kaesang Pangarep juga bergabung sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menjadi pendukung kuat Jokowi.

        Besarnya peluang Prabowo menang dalam Pilpres ditunjukkan dengan kemampuannya menyerap dukungan tidak hanya banyak capres, tetapi juga pendukung Anies. Prabowo mendapatkan tambahan elektabilitas hingga 13,0 persen dalam simulasi dua nama capres.

        “Sebagian besar pendukung Anies bakal bermigrasi memilih Prabowo jika hanya ada dua calon, alih-alih mendukung Ganjar,” jelas Andreas. Terbukti dari minimnya tambahan elektabilitas Ganjar dalam simulasi dua nama, hanya 1,3 persen saja.

        Dengan peta dukungan seperti itu, Prabowo memiliki posisi tawar lebih tinggi jika hendak dipasangkan dengan Ganjar. “Prabowo berpeluang mengisi posisi capres, sedangkan Ganjar menjadi cawapres pendampingnya,” Andreas melanjutkan.

        Namun tentu saja kalkulasi politik di antara kubu pengusung Prabowo dan Ganjar akan sangat menentukan apakah negosiasi semacam itu dimungkinkan. “Baik PDIP maupun Gerindra dan koalisinya merasa masing-masing lebih layak merebut tiket capres,” terang Andreas.

        Jika negosiasi mengalami jalan buntu sehingga tiga capres bakal tetap berlaga, dikhawatirkan PDIP yang mengusung Ganjar bisa mengalami kekalahan telak pada putaran kedua. “Tekad PDIP untuk mencetak hattrick pada pemilu kali ini bisa kandas,” pungkas Andreas.

        Baca Juga: Pengamat Nilai Erick Thohir Sangat Cocok Jadi Duetnya Prabowo Subianto

        Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 11-17 September 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: