Rendahnya Elektabilitas Akibat Basis Anies dan PKB Sulit Bersatu, Relawan: Di Lapangan Sangat Berbeda...
Koordinator Presidium Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Nasional Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES), La Ode Basir merespons soal analisis yang menyebut rendahnya elektabilitas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar disebabkan perbedaan basis suara antara Anies dengan PKB.
Anies disebut-sebut punya basis pemilih yang cenderung dekat dengan PKS sedangkan PKB punya basis suara di kalangan nahdliyin. Antara PKS dan Nahdliyin (NU) ini dipersepsikan bertentangan.
Baca Juga: Musni Umar Pendukung Anies Ngaku Lebih Percaya Google Trend Ketimbang Hasil Survei
Menurut La Ode, semua orang berhak untuk memberikan atau menyampaikan persepsi serta memberikan tafsir masing-masing.
“Semua orang bebaslah memberikan persepsi dengan tafsir,” ujar La Ode saat dihubungi Warta Ekonomi, Selasa (3/10/23).
Akan tetapi, La Ode menyampaikan bahwa berdasarkan pengalamannya di lapangan turun langsung ke masyarakat, maka persepsi itu kurang tepat.
Menurutnya, apa yang ia temukan di lapangan sangat berbeda dengan apa yang disebutkan tadi mengenai penyebab rendahnya elektabilitas Anies-Cak Imin.
“Tapi saya yang di lapangan, saya ini NU, sangat berbeda dengan apa yang disampaikan tadi,” ungkapnya.
Baca Juga: Anies Dititipkan Pesan Kyai Besar ini
La Ode mengaku sudah keliling ke sejumlah wilayah termasuk Jawa Timur dan Jawa Tengah sejak zaman Jokowi-JK. Dari apa yang ia lihat di lapangan, menurutnya, semangat perubahan yang dibawa Anies dan Cak Imin tak kalah dari Jokowi-JK bahkan lebih besar.
“Saya sudah keliling Jawa dari sejak Jokowi-JK, di Jawa Timur dan Jawa Tengah sana, dan Insya Allah saya cukup pahamlah dengan suasana di sana.
“Hari ini saya kembali merajut (silaturahmi) itu ke Kiai-kiai dan ustaz pesantren yang pernah saya datangi saat Jokowi Jk dan Prabowo Sandi, dan semangatnya itu beda sekali bahkan lebih hebat dari Jokowi-JK,” tambahnya.
Baca Juga: Anies Bicara soal Proyek Titipan, Jokowi: yang Nitip Siapa?
La Ode juga mengungkapkan perihal hasil survei yang rendah ini bukanlah yang pertama kalinya Anies rasakan.
Menurutnya, survei-survei Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu jadi contoh bagaimana Anies berada di posisi terbawah namun pada akhirnya keluar sebagai pemenang.
“Terkait survei yang sekarang ada kami kan ada pengalaman juga di Pilkada DKI, sampai H-1 minggu bahkan quick count pun mas Anies masih urutan tiga,” ungkapnya.
Sebelumnya Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai suara Anies terus turun meskipun sudah menggandeng Cak Imin, Salah satunya disebabkan basis massa yang berbeda.
"Banyak faktor, ya, dalam konteks penurunannya Anies surveinya ketika menggandeng Cak Imin. Bisa jadi faktor lainnya adalah ya basis massa Anies dan PKB juga berbeda," ujar Ujang di Jakarta, Senin (2/10/23).
Baca Juga: Sowan ke Ponpes Guluk-Guluk, Anies-Cak Imin Cari Dukungan ke Kiai Sepuh
Dalam survei yang dirilis LSI Denny JA ditemuukan adanya penurunan elektabilitas Anies secara signifikan. Jika pada Agustus tingkat keterpilihan Anies di angka 19,7 persen, pada September merosot menjadi 14,5 persen. Survei dilakukan pada 4-12 September 2023 usai Anies deklarasi berpasangan dengan Muhaimin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: