Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amartha Gandeng LTKL, KEM, dan KOPEK, Dukung Peningkatan Produktivitas Komoditas Kelapa Berkelanjutan

        Amartha Gandeng LTKL, KEM, dan KOPEK, Dukung Peningkatan Produktivitas Komoditas Kelapa Berkelanjutan Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang menghadirkan layanan keuangan inklusif untuk ekonomi akar rumput melalui teknologi dan prinsip keberlanjutan, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang merupakan anggota dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), serta Koalisi Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa (Kopek), untuk mendukung peningkatan produktivitas komoditas kelapa berkelanjutan di Indonesia melalui sistem green financing.

         Peresmian ini dilakukan di Gorontalo, Sulawesi Utara bertepatan dengan World Coconut Day (WCD) 2023 atau Hari Kelapa Sedunia yang berlangsung pada 21-25 September 2023.

        World Coconut Day 2023 di Gorontalo merupakan kegiatan yang memaparkan pentingnya kolaborasi multipihak untuk mendukung produksi komoditas kelapa berkelanjutan. Kegiatan ini mempertemukan para investor berskala internasional dengan produsen komoditas kelapa, guna mendukung implementasi roadmap kelapa berkelanjutan di Indonesia.

        Aria Widyanto, Direktur Utama Amartha Mikro Fintek, mengungkapkan “Amartha menyambut baik kerja sama dengan LTKL, KEM, dan KOPEK ini. Kami memiliki tujuan yang sama untuk mendukung roadmap produksi kelapa berkelanjutan di Indonesia. Sebagai platform keuangan inklusif, dukungan dari Amartha tidak hanya berupa akses keuangan berkelanjutan, namun juga program literasi keuangan dan pendampingan bagi para petani kelapa dan pengusaha mikro turunan hasil olahan kelapa di Indonesia, khususnya di wilayah Gorontalo. Tujuannya, agar para pelaku usaha komoditas kelapa dapat meningkatkan penghasilannya secara berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja di desa dan mendorong pertumbuhan ekonomi dari level akar rumput.”

        Komoditas kelapa merupakan salah satu pangsa pasar terbesar yang menjadikan Indonesia menduduki urutan pertama eksportir kelapa dunia, serta urutan kedua untuk kelapa parut atau kering dan minyak kelapa. Produksi kelapa Indonesia diperkirakan naik dari tahun 2022 hingga 2026. Demikian juga dengan ketersediaan kelapa untuk konsumsi domestik yang diperkirakan mengalami kenaikan selama lima tahun kedepan.

        Pada kesempatan yang sama, Amartha juga meluncurkan Sustainability Report 2022-2023. Laporan tersebut memuat data mengenai dampak yang diciptakan Amartha berdasarkan perspektif ESG.

        Berdasarkan laporan tersebut, didapati bahwa para mitra Amartha mengalami peningkatan pendapatan sebesar 70 % setelah menerima permodalan dari Amartha. Dampak ekonomi lainnya juga terlihat dari penciptaan lapangan kerja informal. Lebih dari 156 ribu mitra Amartha di desa berhasil mempekerjakan karyawan pertamanya dan 33 ribu mitra berhasil menambah karyawan baru. Skala usaha mitra pun meningkat, sekitar 40 ribu usaha mikro berhasil berkembang menjadi usaha kecil menengah.

        Berangkat dari hasil riset tersebut, Amartha optimistis pembiayaan berkelanjutan bagi usaha di sektor kelapa, juga dapat membawa dampak berkelanjutan bagi petani kelapa. Mulai dari peningkatan kapasitas produksi, penciptaan lapangan kerja, hingga ketahanan pangan lokal di Indonesia. 

        Di Provinsi Gorontalo sendiri, Amartha telah menyalurkan pembiayaan mikro kepada lebih dari 30 ribu UMKM dengan total dana lebih dari 200 miliar rupiah.

        Gita Syahrani, Koalisi Ekonomi Membumi, menuturkan “Kami menyambut baik kerja sama dengan Amartha sebagai bagian dari roadmap peningkatan komoditas kelapa berkelanjutan. Petani kelapa kerap menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan keuangan. Padahal, potensinya sangat besar dalam mendorong pembangunan ekonomi Sebagai sebuah forum, LTKL diharapkan dapat mendukung upaya kabupaten dalam mewujudkan visi

        kabupaten lestari dengan indikator kunci meningkatkan pendapatan daerah, menurunkan angka kemiskinan dan mempersiapkan arah pembangunan untuk penurunan laju deforestasi sesuai dengan arah kebijakan nasional. LTKL diharapkan menjadi wadah bagi para pemimpin daerah untuk berkolaborasi serta berbagi pengetahuan dalam upaya mencapai visi kabupaten lestari di daerahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Bagikan Artikel: