Untuk mencapai industrialisasi dalam rangka meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan efisiensi produksi.
Dikatakan Direktur Bakrie Group, Anindya Novyan Bakrie, dibutuhkan kesadaran publik dan peningkatan permintaan serta mencari cara untuk menawarkan produk dan layanan secara lebih baik.
Baca Juga: Kelola Wakaf Asuransi, Allianz Life Syariah Gandeng Laznas Bakrie Amanah
Hal itu tentu harus diketahui para pengusaha terutama di Indonesia. Pasalnya guna mencapai industrialisasi demi meningkatkan TKDN dan efisiensi produksi, Anindya menyebut memproduksi sebagian besar komponen produksi sendiri adalah langkah besar yang perlu diambil.
"Pada saat yang bersamaan, dalam grup kami, ada bisnis yang telah ada selama 47 tahun, dikenal sebagai Bakrie Autoparts. Bisnis ini telah berfokus pada pembuatan komponen otomotif dan sebagian bahan baku kami memerlukan pasokan dari luar. Tetapi suatu hari, kami mulai bertanya pada diri sendiri, mengapa kami tidak memproduksi sendiri? Keputusan ini memberikan dorongan bagi kami untuk memiliki keyakinan diri dalam melangkah maju," ucap Anindya, melansir dari kanal YouTube Gita Wirjawan, Selasa (17/10/2023).
Anindya pun memutuskan untuk merombak ulang Bakrie Autoparts guna mempersiapkannya di masa depan. "Ini adalah langkah awal dalam upaya kami untuk mencari potensi di bidang lain. Salah satu opsi yang muncul adalah teknologi tenaga angin, terutama di wilayah Sulawesi Selatan dan Papua. Meskipun masih di tahap awal dan mungkin banyak yang belum percaya, kami melihat potensi besar di sana," lanjut Anindya.
Perombakan ini dilakukan untuk menciptakan kawasan industri yang ramah lingkungan dengan tujuan net zero, serupa dengan upaya yang dilakukan B.J Habibie di Batam.
Baca Juga: Usai Putusan MK, Jika Gibran Maju di Pilpres, Maka Harus Izin Dulu ke Jokowi
"Sebagai contoh, di Sulawesi Selatan, kami ingin menggunakan tenaga angin dan gas untuk mengolah bahan baterai. Ini adalah langkah besar menuju masa depan yang berkelanjutan. Kami telah mempertimbangkan bagaimana revolusi industri saat ini berbeda dari sebelumnya. Kami merasa bahwa sentralisasi produksi dan konsumsi tidak lagi menjadi kunci, dan kami ingin menjadikan pulau seperti Sulawesi sebagai pusat produksi yang efisien," ujar Anindya.
Hal tersebut bukanlah upaya yang mudah, karena dibutuhkan dana, teknologi, tenaga kerja berpendidikan Science, Technology, Engineering and Math (STEM), dan dukungan dari pemerintah. Anindya juga melanjutkan masalah populasi yang terus bertambah merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam upaya menuju keberlanjutan.
Baca Juga: Empat Tokoh Ini Dapat Penghargaan dari Keluarga Bakrie
"Ini bukan hanya masalah overpopulasi, tetapi hampir mendekati masalah kepunahan manusia. Oleh karena itu, konsep menjadikan manusia sebagai spesies multiplanet seperti yang diusulkan oleh Elon Musk, meskipun terdengar gila, menjadi lebih masuk akal," ucap Anindya.
Selain itu Anindya juga mengatakan keberlanjutan tidak hanya sebagai penghisapan sumber daya, namun sebagai potensi yang dapat memberikan manfaat.
Baca Juga: Tantangan Awal Aruna dan Nafas Membangun Bisnis Berkelanjutan di Indonesia
"Ini memberi kami optimisme untuk meningkatkan skala produksi dan untuk diversifikasi ke bidang lain, seperti truk atau yang lainnya. Kami melihat ini sebagai tantangan yang dapat dipecahkan melalui teknologi dan ilmu pengetahuan, dan mungkin kami harus melakukan akuisisi IP dari sumber eksternal untuk mencapai tujuan ini," pungkas Anindya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Naeli Zakiyah Nazah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: