Dipenuhi Warna-warni, Begini Kisah Ujung Tombak Distribusi BBM di IT Balikpapan
Salah satu unjung tombak kesuksesan Integrited Terminal Balikpapan adalah distribusi atau pengantaran BBM melalui jalur darat ke SPBU-SPBU.
Distribusi BBM ini dilakukan oleh awak mobil tangki BBM yang harus bekerja baik dan benar, memiliki ketepatan waktu, disiplin. Dan tidak kalah penting yakni mampu menerapkan unsur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja (HSSE), baik di sekitar area Integrated Terminal (IT) Balikpapan maupun saat di jalan dan di SPBU.
Baca Juga: Hadapi Tantangan Trilema Energi, Ini Komitmen Pertamina
Salah satunya adalah Heri (55), seorang awak mobil tangki BBM dari PT Elnusa Petrofin yang sudah bekerja selama 12 tahun.
Heri dikenal sebagai sopir senior yang keseharian telah menerapkan prinsip-prinsip HSSE. Dikenal sebagai sosok pengayom, baik, sederhana, sopan, disiplin dan ramah serta supel dalam bergaul.
Sebagai salah satu sopir senior, kerap menjadi contoh bagi yang muda dalam menerapkan etos kerja baik. Sebelum bekerja Heri seperti biasa berdoa dan pamit kepada istri dan anak. Dia juga melakukan rutinitas harian seperti cek surat kendaraan, cek ban, oli dan lainya.
“Juga cek surat tujuan ke SPBU,” sebutnya.
Semua itu dilakukan dengan harapannya agar setiap tugas yang dijalankan dapat berjalan lancar, aman dan selamat hingga kembali ke rumah.
Tak heran, bapak satu anak dari Malang ini pernah menjadi awak mobil tangki BBM terbaik di lingkungan IT Balikpapan pada 2013 silam.
“Ya pernah jadi sopir terbaik 2013. Dapat hadiah dispenser. Kalau sekarang hadiahnya umroh. Belum pernah haji dan umroh. Jadi pengen Umroh,” ucapnya saat ditemui beberapa media di area Integrated Terminal Balikpapan Jalan Yos Sudarso, Balikpapan, Selasa (17/10/2023).
Heri mengaku bersyukur karena bisa bergabung dan ikut membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan BBM. Namun tak terasa waktu berlalu, tiga bulan kedepan tepatnya awal Januari 2024 Heri akan pensiun dari awak mobil tangki BBM di bawah bendera Elnusa Petrofin.
“Sebelum jadi sopir BBM. Saya sopir dump truk selama 5 tahun. Bentar lagi mau pensiun ini,” ungkapnya.
Tenaga dan waktunya, ternyata telah membawanya mengabdi 12 tahun di IT Balikpapan. Saat ini IT Balikpapan dipimpin Abdul Gassing selaku Manager IT Balikpapan.
Masa 12 tahun bukan masa yang sebentar. Namun pengabdian Heri sebagai sopir truk tangki BBM dijalani dengan rasa syukur, istiqomah dan didedikasikan untuk profesinya dan keluarga.
“Alhamdulillah senang bisa melayani masyarakat. Kalau nganter alhamdulillah saya gak pernah kena pungli,” ucapnya.
Suami dari Rupiah (52) ini menjadi salah satu sopir truk tangki BBM di Integrited Terminal Balikpapan dengan kapasitas tanki 16 kilo liter (16 ribu liter) BBM.
Setiap harinya, di IT Balikpapan terdapat 30 mobil tangki BBM yang melayani pengiriman. Untuk dalam kota bisa sebanyak 3-4 kali pengiriman. Sedangkan ke Kabupaten Penajam dalam sehari dapat dilakukan 2 kali dan pengiriman ke Kabupaten Paser dilakukan 1 kali dalam sehari.
Wilayah kerja pengantaran BBM meliputi seputar Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam hingga Kabupaten Paser.
Heri menjalani tugasnya dengan pola shift kerja yakni empat hari kerja dan dua hari libur. Untuk pengantaran BBM terjauh yakni Kabupaten Paser yakni wilayah Paser Balengkong dan Batu Kajang dengan jarak 250 kilo sekali jalan.
"Saya kadang berangkat subuh, tapi bisa jam 7 jam 8 berangkatnya. Pulang bisa jam 2 pagi kalau ke Paser, " tuturnya saat cerita pengalaman sebagai awak truk tangki BBM.
Pengiriman ke Kabupaten Paser sehari hanya 1 pengantaran mengingat jarak pulang pergi ini kurang 300 kilometer jika melewati jalur penyeberangan feri.
"Paling sedih kalau jam 02 pagi masih di jalan. Sampai rumah jam berapa ini. Itu paling sedihnya, " tuturnya.
Berbeda dengan momen Idul Fitri atau lebaran. Meski momen setahun sekali, Heri selama 12 tahun bekerja, masih merasakan lebaran bersama keluarga. Seingatnya ada 5 kali berlebaran bersama keluarga di Balikpapan bahkan sempat pulang ke kampung halaman di Malang. Selebihnya 7 kali lebaran saat tugas. Profesi ini tetap dijalankan dengan istiqomah karena bagian resiko pekerjaan.
"Demi tugas itu gak apa-apa karena sudah resiko kerja harus kita jalani. Tapi kalau libur pas lebaran saya sempat kan pulang ke Malang, " ucap bapak dari Andika Prismadi (27).
Biasanya untuk wilayah pengantaran baik di dalam kota maupun luar kota Balikpapan selalu ditemani sopir kedua. Misalnya untuk tujuan pengantaran ke Kabupaten Paser. Jalurnya dia memilih menggunakan jalur darat. Truk tangki dibawanya melintasi kawasan Balikpapan Utara Jalan Soekarno Hatta tembus km 38 dan melalui jalur IKN atau kecamatan Sepaku, Penajam hingga ke Paser.
Jalur darat ini sudah dicoba dan dilakukan sejak setahun terakhir seiring makin membaiknya infrastruktur jalan di Sepaku Semoi.
“Kurang lebih setahun karena jalan sudah bagus,” ucapnya.
Setelah pulang pengantaran BBM, Heri memilih jalan berbeda yakni menggunakan jalur darat dan berujung di pelabuhan Ferry Penajam. Biasanya, melalui jalur penyeberangan kapal ferry itu (Penajam) bersama rombongan awak mobil BBM lainnya.
" Kalau berangkat kan kita lewat darat itu dihitung kalo pulang pergi jaraknya 500 kilo tapi lewat feri itu 300 kilo. Berangkatnya lewat darat biar lebih cepat karena kan kalo lewat ferry harus nunggu yang 7 kendaraan lebih lama. Jadi berangkat lewat darat pulang baru lewat ferry, " jelasnya.
Baca Juga: Subholding Gas dan Subholding C&T Pertamina Bangun Proyek Pipa Minyak Pengapon-Boyolali
Ketat Penerapan HSSE di IT Balikpapan
Integrited Terminal Balikpapan yang berlokasi di jalan Yos Sudarso no 148 Balikpapan, Kalimantan Timur. Sudah ada sejak 1949, namun baru terintegrasi tiga pelayanan sejak 16 Agustus 2001 Berada diluasan lahan 6,19 hektar. Sebanyak 4,59 hektar untuk BBM dan 1,6 hektar untuk LPG.
Di IT Balikpapan melayani 3 operasional yakni operasional terminal bahan bakar dengan kapasitas 28.956KL (kilo liter). Disini juga terdapat 16 tangki timbun, 9 fiiling bay, 18 meter arus, 17 pompa produk dan rata-rata harian melayani 1.250 KL.
Pelayanan operasional LPG. Dengan dua terminal dengan spherical tank dengan kapasitas 1.850 MT. terdiri dari 9 pompa produk, 17 unit skidtank masing-masing 229 MT, 2 jembatan timbang, 2 filling bay, pelayanan harian LPG kurang lebih 365 MT dan total konsumen yang dilayani 6 SPBE melalui skidTank dan 1 SPBE melalui jalur pipa.
Selain itu di IT Balikpapan terdapat pelayanan Ship to Ship (STS) LPG Balikpapan dengan kapasitas 44.000 MT yang didistribusikan melalui jalur laut. STS IT Balikpapan memiliki 6 penyimpanan terapung (floating strorage), dua mothersihip bio solar dan dua motherhip untuk fame, satu mothership untuk MFO (pelayanan ke konsumen bunker). STS juga melayani LPG untuk wilayah Sulawesi.
“Untuk LPG service kami ada di Kaltimtara, fuel ada di Balikpapan, Kukar, PPU, Paser dan untuk konsinyasi kami ada di Kaltimtara, Kalsel, Manggis, Surabaya,” sebut Manager IT Balikpapan Abdul Gassing saat menerima kunjungan media, Selasa (17/10/2023).
“Untuk BBM/fuel terminal kapasitas ada 236. 856 KL, LPG dan STS ada 47.850 MT dan untuk rata-rata harian untuk fuel ada diangka 1250 KL. Untuk STS ada 8500 KL dan LPG 360 MT, untuk STS ada 1.560 MT,” jelas Gassing.
Dengan tiga pelayanan itu, tak heran penerapan HSSE berlaku sangat ketat dengan pengawasan langsung di lapangan dan kamera.
Sebagai pekerja yang bertugas di area terbatas dan ketat penerapan standar keamanan, Heri menilai HSSE suatu keharusan yang wajib dijalankan siapapun termasuk awak mobil tangki BBM.
HSSE managemen telah menjadi suatu sistem untuk mengintegrasikan praktik-praktik HSSE yang baik sebagai perusahaan kelas dunia. Penerapan berlaku umum dan baku, baik di level atas hingga level bawah.
Kesehatan, Keselamatan dan keamanan menjadi faktor penentu berlanjutnya suatu kegiatan termasuk operasional IT Balikpapan yang tidak hanya melayani BBM tapi juga LPG.
“HSSE itu wajib,” tandas Heri pria kelahiran Malang 1 Mei 1969.
Dia mengaku sudah terbiasa mengikuti dan menjalankan prosedur HSSE di terminal BBM Balikpapan ini. Meskidemikian Heri mengaku kadang lupa memasang flame trep.
“Setiap hari kita ceklis online dan selalu dibrifing. Kalau lupa pasti diingatkan kita,” ungkapnya.
Tidak hanya soal keselamatan dan keamanan kerja tapi awak mobil tangki juga harus prima dan sehat. Tidak heran program pengecekan kesehatan atau MCU dilakukan rutin setiap tahun.
“Baru kemarin saya MCU. Alhamdulillah sehat,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, Supervisor HSSE IT Balikpapan Catur Yogi P mengatakan di IT Balikpapan terdapat 30 mobil tangki BBM yang melayani pendistribusian ke Balikpapan, PPU dan Paser.
Bagi awak tangki yang akan bertugas mengisi BBM di wajib memiliki SIM perusahaan. Mereka juga melengkapi dengan tes kesehatan, dokumen diri, training sertifikat. Selain dilakukan safety induction terkait aspek keselamatan di IT Balikpapan.
“Setelah lulus baru kita berikan Simper (SIM perusahaan),” ujarnya.
Berikutnya, mereka yang lolos sebagai sopir angkutan BBM ini mengurus ID card security untuk indetitas masuk ke IT Balikpapan. Kemudian untuk pengisian BBM, dilakukan pemeriksaan kendaraan terutama unsur kelengkapan safety. Baik sopir maupun kendaraan. Bukan hanya kelayakan kendaraan secara umum tapi juga knalpot kendaraan harus menggunakan flame trep.
Menurut Catur pengecekan pada knalpot penting karena knalpot berpotensi menimbulkan percikan api di area terbatas yang didalamnya banyak terdapat bahan mudah terbakar.
“Jika sudah dirasa aman dari segi security baru diizinkan masuk. Nanti truk ini parkir dulu untuk diajukan loading order/rencana isi produk berapa banyak. Permohonan ini diajukan ke validasi/P1. Setelah itu diatur antrian untuk masuk dalam feeling set. Itu otomatis dilakukan pemeriksaan oleh HSSE dan security terutama pemeriksaan kenalpot kendaraan,” jelasnya.
Di IT Balikpapan terdapat 9 filling set dengan berbagai macam produk yang berbeda-beda. Diantaranya Pertalite, Pertamax, Solar, Avtur, Dexlite, Pertadex. Awak mobil tanki ini juga harus memakai sapatu safety, helm, coverall termasuk menggunakan sarung tangan.
“Pengisian sesuai standar, mereka turunkan Apar (alat pemadam ringan) dulu. Setelah berhenti di area feeling set, sopir mengeluarkan ganjel ban, posisi mesin kendaraan mati, lalu sangkut grounding ke area feeling set, baru mereka akan melakukan pengisian dengan memasukan buttom loadernya dengan selang pengisian selang bahan baru. Baru mereka input produk yang kan diangkut disalurkan berapa banyak,” bebernya.
Terhadap sosok Heri awak mobil tangki senior di IT Balikpapan, Catur mengaku belum mengenal terlalu banyak. Namun dari sisi pekerjaan sudah mengikuti prosedur HSSE yang baik.
“Beliau sudah mengikuti prosedur HSSE dengan baik,” ucap Catur yang baru bergabung di IT Balikpapan tahun 2020 lalu.
Biasanya bagi awak yang sering lupa, di area feeling set yakni lalai memakai sarung tangan.
“Itu beberapa yang kita temukan tapi kita ingatkan terus,” tandasnya.
Baca Juga: Pertamina International Shipping Tambah 11 Armada Kapal Tanker Sejak 2019
Saat pengisian BBM di area feeling set, awak mobil tangki BBM juga didampingi petugas HSSE dan security. Dua petugas ini bekerja 8 jam. Shitf pertama penyaluran pukul 04.00 wita hingga pukul 12.00 wita. Shift kedua dari pukul 12.00 wita hingga 20.00 wita.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Aldi Ginastiar