Aspek ekonomi syariah dimasukkan dalam visi-misi 2 paslon Capres-Cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pada pasangan AMIN, ekonomi syariah disinggung pada misi nomor 2 yakni Mengentaskan Kemiskinan Dengan Memperluas Kesempatan Berusaha Dan Menciptakan Lapangan Kerja, Mewujudkan Upah Berkeadilan, Menjamin Kemajuan Ekonomi Berbasis Kemandirian Dan Pemerataan, Serta Mendukung Korporasi Indonesia Berhasil Di Negeri Sendiri Dan Bertumbuh Di Kancah Global.
Baca Juga: PSI Siap Menangkan Prabowo di Kandang Anies
AMIN menilai negara punya kewajiban untuk membuka kesempatan seluas-luasnya terhadap akses pekerjaan, wirausaha, dsj, sehingga masalah pengangguran dan kemiskinan bisa teratasi.
“Negara berperan dalam menyuburkan kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja dan menguatkan sistem perlindungan sosial. Sehingga kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan turun secara signifikan,” demikian bunyi dokumen visi-misi AMIN, dikutip Kamis (26/10/23).
Secara spesifik, ekonomi syariah yang AMIN singgung ada pada agenda misi Ekonomi Dan Keuangan Syariah. Berikut rinciannya:
- Memperkuat ekosistem ekonomi syariah dan mendorong terwujudnya rantai pasok ekonomi halal;
- Menerapkan ketentuan Jaminan Produk Halal (JPH) secara adil, transparan, dan efisien;
- Menjadikan Indonesia pusat industri halal dunia;
- Memastikan terwujudnya keadilan keuangan dalam pengembangan perbankan syariah dengan menaikkan alokasi pendanaan untuk menggerakkan UMKM;
- Memastikan regulasi ekonomi syariah secara mandiri tetapi bersinergi dengan regulasi ekonomi konvensional;
- Mendorong pengumpulan zakat melalui lembaga yang dikelola secara transparan dan profesional untuk mendukung berbagai program sosial;
- Menjadikan bank syariah sebagai nazhir wakaf uang untuk memperkuat peran perbankan syariah sebagai institusi yang dapat menyelesaikan berbagai masalah sosial ekonomi;
- Memperkokoh posisi perbankan syariah dalam memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat secara inklusif, dengan mendorong masuknya fungsi sosial sebagai salah satu indikator tingkat kesehatan bank.
AMIN juga menaruh soal ekonomi syariah pada agenda Sektor Keuangan Yang Tangguh Dan Efisien pada misi yang sama.
Baca Juga: Tak Khawatir Lawan Prabowo-Gibran, Anies Yakin Jokowi Netral
“Mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah untuk meningkatkan kedalaman dan inklusivitas sektor keuangan,” demikian bunyi agenda tersebut.
Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud menempatkan aspek ekonomi syariah pada misi nomor 3 Mempercepat Pembangunan Ekonomi Berdikari Berbasis Pengetahuan Dan Nilai Tambah.
Secara spesifik, ekonomi syariah ada pada agenda misi Indonesia Pusat Ekonomi Syariah dan Industri Halal.
Baca Juga: Menuju Indonesia Maju, Ganjar Paparkan Strategi Ekonomi Baru ke Investor US
Berikut rinciannya:
-
Pusat Industri Keuangan Syariah
Mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah serta penguatan sistem pelayanan jasa keuangan syariah termasuk digitalisasi maupun dukungan untuk ekspansi dan keamanan industri keuangan syariah.
-
Pusat Industri Halal Global
Optimalisasi pasar halal nasional yang terintegrasi dan berstandar internasional sekaligus mendorong ekspor produk halal dengan melibatkan UMKM dalam rantai pasok industri halal
Mengutip Warta Ekonomi, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan Ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Paling tidak, ada tiga tiga peran penting ekonomi syariah menurut Perry. Pertama, Rahmatan lil Alamin, bagaimana menyelaraskan penguatan ekonomi dan keuangan syariah dengan penerapan prinsip ketulusan sehingga mampu memberikan manfaat kebaikan bagi masyarakat luas.
Baca Juga: Orang yang Bantu Jokowi Sejak Merintis Karir di Solo Kini Bergabung di Tim Ganjar
"Kedua, Amanah, yaitu prinsip yang mendorong manusia menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab guna mendukung ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga, prinsip keadilan melalui pemanfaatan teknologi digital akan memperkuat eksyar sebagai instrumen keuangan dalam meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan," ujarnya dalam International Islamic Monetary Economics and Finance Conference and Call for Papers (IIMEFC) yang ke-9, yang mengangkat tema “Accelerating Digitalization in Sharia Economy and Finance for Inclusive and Sustainable Growth in the Post Pandemic Recovery", di Jakarta (25/10/2023).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: