Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kehadiran e-BHAR Mampu Menekan Biaya Operasional Perkebunan Kelapa Sawit Nasional

        Kehadiran e-BHAR Mampu Menekan Biaya Operasional Perkebunan Kelapa Sawit Nasional Kredit Foto: PERISAI 2023
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Sektor Perkebunan kelapa sawit merupakan penyumbang devisa negara tertinggi di sektor non migas. Komoditas kelapa sawit dan turunannya merupakan produk ekspor utama Indonesia, menyumbang hampir 81,4 persen dari total ekspor industri hasil perkebunan.

        Sementara itu, pengelolaan perkebunan harus dilakukan dengan tepat agar dapat mendapatkan hasil yang unggul dan berkualitas. Salah satu yang penting diperhatikan dalam pengelolaannya adalah penggunaan dan pemilihan alat-alat untuk perkebunan tersebut.

        Hal itu diungkapkan Sam Herodian, pembicara diskusi di Pekan Riset Sawit Indonesia 2023 (PERISAI 2023) bertajuk "Reinforcing Palm Oil Industry in Combating GlobalChallenges through Technological Innovation" di Surabaya.

        Baca Juga: Dirut BPDPKS Resmi Buka Perhelatan PERISAI 2023. Ini Harapannya

        “Proses panen kelapa sawit meliputi beberapa tahap seperti memotong Tandan Buah Sawit (TBS) yang sudah matang, mengutip brondolan, memotong pelepah, mengangkut buah ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), dan mengirim buah ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam kondisi baik. Guna mendukung hal itu, kami telah melakukan riset dan melakukan inovasi takni menciptakan alat untuk perkebunan kelapa sawit yakni, Electric Bunch Harvaster yang biasa disebut e-BHAR,” terang Sam Herodian pada Warta Ekonomi.

        Sam Herodian menjelaskan bahwa alat e-BHAR merupakan unit khusus mesin bertanaga listrik dengan kekuatan 13,2 megawatt untuk pemanen Tanda Buah Segar (TBS) berbasis electric. Inovasi ini kata dia, untuk membatu para petani maupun pengusaha kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitas, efiensi maupun kualitas TBS-nya.

        “Alat ini untuk mengatasi kesulitan mendapatkan tenaga kerja panen khususnya, pada saat tanaman kelapa sawit sudah samakin tinggi. Selain itu, dengan ada unit e-BHAR dapat membantu para pengusaha kelapa sawit untuk meneken kerugian,“ jelasnya.

        Baca Juga: Menilik Profit Limbah Kelapa Sawit Jadi Co-Firing Biomassa

        Disinggung soal rencana produksi e-BHAR, Sam Herodian secara tegaskan mengatakan, saat ini unit e-BHAR masih dalam  masa uji coba di perkebunan kelapa sawit. Selanjutnya kata dia, unit e-BHAR ini akan di produksi secara nasional dan menggandeng dengan pengusaha produsen alat-alat pertanian.

        “Inovasi ini baru pertama kali dilakukan Indonesia. Dengan hadirnya unit e-BHAR diharapkan mampu menekan biaya secara efiensi mulai dari tenaga kerja serat kualitas kelapa sawit kita,” pungkas Sam Herodian juga dosen dari Universitas IPB ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: