Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nggak Sampai 2 Persen, Isu Perubahan Iklim Minim Diangkat Capres-Cawapres dalam Visi Misi, Ini Buktinya!

        Nggak Sampai 2 Persen, Isu Perubahan Iklim Minim Diangkat Capres-Cawapres dalam Visi Misi, Ini Buktinya! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Chair Monash Climate Change Communication Research Hub - Indonesia Node Ika Idris menyoroti dokumen Visi Misi capres-cawapres yang sudah beredar luas di masyarakat. Menurutnya, ketiga paslon yang ada saat ini masih minim mengangkat isu lingkungan hidup dan perubahan iklim dalam visi-misi mereka.

        Ika menjelaskan pihaknya mengubah format file visi-misi ketiga paslon capres-cawapres dari PDF ke bentuk TXT. Kemudian, dilakukan cleaning pada teks tersebut, dengan:

        1. Penghilangan karakter-karakter non-alfabet (simbol, angka, dll).
        2. Stemming/Lemmatization, yaitu pengubahan setiap kata menjadi kata akar/baku-nya.
        3. Tokenization, yaitu pemisahan teks menjadi token-token per kata.
        4. Penghapusan stopwords (kata sambung), seperti: “dengan”, “merupakan”, “sehingga”, etc; yang tidak memberikan topik/makna pada teks yang ada.

        Berdasarkan proses tersebut, didapati visi misi AMIN berjumlah 13.853, Ganjar-Mahfud 4.302 kata, dan Prabowo-Gibran 7.570 kata.

        Baca Juga: Anies Baswedan ke Pendukung: Kita Tunjukkan Rakyat Indonesia Ingin Perubahan

        Ika mengungkapkan dengan menggunakan empat kata kunci yang dipilih (“lingkungan”, “iklim”, “ekologi”, dan “energi”), ditemukan dalam visi-misi ketiga pasang capres hanya memuat sekitar 1% kata-kata yang terafiliasi dengan kebijakan perubahan iklim dan lingkungan.

        Ika menjelaskan alasan pihaknya memilih 4 kata kunci tersebut karena ingin mengambil inti dari isu utama yakni perubahan iklim. Ia tak menampik dalam visi-misi yang dikeluarkan masing-masing pihak, banyak kata yang berkaitan dengan perubahan iklim dan lingkungan seperti air, pagan, dsj, tetapi dalam temuan kali ini, ia ingin fokus pada inti masalah yakni perubahan iklim.

        “Kenapa kami ambil intinya? karena asosiasinya untuk perubahan iklim bukan yang lain. Pangan atau pertanian bisa saja masuk tapi jangan-jangan lebih kepada kualitas hidup atau pertanian itu sendiri, jadi yang kita ambil 4 ini yang benar-benar perubahan iklim. Kita fokus pada perubahan iklim saja,” jelas Ika saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (30/10/23).

        Dari riset yang dilakukan, ditemukan pasangan Ganjar-Mahfud paling banyak mencantumkan keempat kata tersebut yakni sebanyak 47 kata atau sekitar 1,09%, diikuti oleh pasangan Anies-Muhaimin sebanyak 44 (0,6%) dan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 44 kata (0,58%).

        Menurut Ika, angka persen tersebut didapat hasil kalkulasi kata yang ditemukan dengan jumlah kata keseluruhan yang ada pada visi-misi masing-masing kubu.

        “Dari situ Ganjar ada 47 kata, tapi karena frekuensi katanya paling dikit 4302 kata dari 33 halaman, jadi paling tinggi frekuensinya 1.09%, kalau AMIN 44 dan gibran 44 jadi sebenarnya jumlah katanya nggak jauh beda, cuma karena AMIN dokumennya pajang ternyata 44 itu Cuma 0,6 persen saja kalau gibran 0,58 persen,” jelasnya.

        Dari temuan tersebut, Ika mengungkapkan isu perubahan iklim dan lingkungan bukan menjadi prioritas, meski ancaman dan dampak perubahan iklim nyata adanya.

        Baca Juga: Misi Gelora Ekonomi Syariah Versi Anies dan Ganjar, Ini Bedanya!

        “Mengurangi pemanasan global dan mengatasi aspek perubahan iklim sebenarnya agenda global yang dampaknya dirasakan semua orang, dari desa ke kota. Di kota kita terdampak oleh polusi udara, sementara di pelosok kita merasakan dampak kekeringan dan gagal panen.

        Pemilu 2024 yang akan datang menurut Ika jadi ajang untuk melihat kandidat mana yang punya komitmen besar untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan lingkungan yang mana tak bisa dianggap remeh mengingat dampak yang ditimbulkannya.

        “Pemilu inilah saatnya kita untuk kita menilai mana kandidat yang memang komitmen terhadap isu perubahan iklim yang berdampak pada kita semua,” tegas Ika.

        Perubahan Iklim dan Isu Lingkungan di Visi-Misi Paslon Pilpres 2024

        Di dalam dokumen visi misi yang sudah beredar luas, paslon membeberkan sejumlah perhatian dan langkah strategis terkait isu perubahan iklim dan lingkungan hidup.

        Pasangan AMIN misalnya di awal pemaparan menyinggung soal krisis iklim global. Menurut mereka, Sebagai upaya mewujudkan kemakmuran, pemerintahan di banyak negara termasuk Indonesia mengimplementasikan program pembangunan dengan tujuan memacu pertumbuhan ekonomi. Hanya saja pembangunan tersebut menurut AMIN tak jarang menimbulkan dampak pada lingkungan.

        “Namun praktik pembangunan yang terlalu agresif menghasilkan dampak lingkungan yang tidak kecil, yaitu terjadinya polusi skala besar dalam tiga unsur: udara, air, dan tanah. Polusi ini berdampak langsung pada kesehatan rakyat dan kualitas lingkungan hidup. Pembangunan tanpa visi ekologis juga menyulut krisis biodiversitas yang merupakan aset berharga kita,” demikian bunyi dokumen tersebut dikutip Senin (30/10/23).

        Dalam dokumen yang berjumlah 140an halaman tersebut, AMIN juga memaparkan sejumlah tawaran mereka jika menang di Pilpres 2024 terkait penanganan masalah perubahan iklim dan isu lingkungan hidup.

        Baca Juga: Anies Jadi Gubernur Paling Aktif Angkat Isu Perubahan Iklim di Facebook, Jubir: Semoga Ditiru Kepala Daerah Lain

        Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud dalam dokumen berjumlah 33 halaman menyinggung soal perubahan iklim dan lingkungan hidup dalam visi-misi mereka. Hal ini paling tidak tergambar dari misi No. 6 yakni Mempercepat Perwujudan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Melalui Ekonomi Hijau Dan Biru. Misi tersebut juga kembali dijabarkan dalam sejumlah agenda yang Ganjar-Mahfud akan lakukan jika menang di Pilpres 2024 terkait masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.

        Untuk pasangan Prabowo-Gibran, dalam dokumen visi-misi berjumlah 88 halaman, perubahan iklim disebut jadi salah satu tantangan strategi di 2024-2029.

        Baca Juga: Warna-warni Cari Penerus Jokowi, Isu Perubahan Iklim Masih Sukar Disentuh Politisi

        “Perubahan iklim bisa menyebabkan kekeringan dan hujan ekstrem yang menurunkan produksi pangan, meningkatkan kerawanan pangan, meningkatkan harga pangan, serta mengancam keselamatan jiwa,” demikian bunyi dokumen visi-misi Ganjar-Gibran.

        Terkait langkah yang akan diambil pasangan tersebut terkait masalah ini, salah satunya tergambar pada misi nomor 2 yakni Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: