Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Isu Bergabungnya Gibran, Golkar: Mudah-mudahan Beliau Tergerak

        Soal Isu Bergabungnya Gibran, Golkar: Mudah-mudahan Beliau Tergerak Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengaku akan lebih fokus pada kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024 mendatang.

        Hal itu dia ungkap menyusul isu bergabungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai kader Partai Golkar. Adapun hal tersebut menguat paska putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu dideklarasikan dan didaftarkan sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto.

        "Sekarang fokus kita adalah bagaimana menang Prabowo-Gibran dulu," kata Ace saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/11/2023).

        Kendati demikian, Ace mengaku berharap agar Wali Kota Solo bisa tergerak untuk bergabung dengan Partai Golkar. Meski begitu, dia enggan mengungkap proses pendekatan partainya agar Gibran Rakabuming bersedia bergabung dengan Golkar.

        "Ya mudah-mudahan beliau tergerak untuk masuk Golkar," jelasnya.

        Baca Juga: Gibran bin Jokowi Jadi Cawapres Prabowo Subianto, Fadli Zon: Campur Tangan Tuhan

        Sebelumnya, Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat mempersilakan jika putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung dengan Partai Golkar.

        "Itu hak dari masing-masing orang dan putusan MK (Mahkamah Konstitusi) memperbolehkan seperti itu, ya bagaimanapun juga ya monggo silakan," kata Djarot saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

        Menurutnya, perpindahan antar partai politik yang dilakukan seseorang merupakan hal yang biasa. Kendati demkkian, Djarot menilai langkah Gibran Rakabuming bertentangan dan menabrak konstitusi.

        "Ini pelajaran yang kurang baik bagi proses demokrasi kita, yang di dalam pelaksanaanya ini bertentangan dan menabrak aturan yang ada, kontsitusi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: