Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Brand Lokal d’BestO, Ritel Makanan Cepat Saji Yang Turut Bantu Palestina

        Brand Lokal d’BestO, Ritel Makanan Cepat Saji Yang Turut Bantu Palestina Kredit Foto: D'BestO
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ritel makanan cepat saji seperti ayam goreng memang menjamur di Indonesia. Namun siapa sangka, salah satu perusahaan fried chicken lokal, d'BestO berkembang cukup luas di seluruh Indonesia. 

        Brand lokal d'BestO grup tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, mulai dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Padang, Jambi, Riau, Medan, Palembang, Surabaya, Makassar hingga di ujung timur Indonesia yakni Papua.

        Terkait tengah adanya konflik Israel-Palestina, d’BestO group akan memberikan bantuan khusus dengan berdonasi ambulan untuk membantu saudara-saudara umat islam di palestina berkolaborasi dengan salah satu NGO di Indonesia.

        Baca Juga: Salut! Brand Lokal ini Sumbang 100% Penjualannya untuk Bantu Palestina

        "Perusahaan juga merencanakan program yang berkelanjutan kepada semua komponen stakeholder dengan memberikan maslahat kebaikan untuk membantu ikut serta berperan dalam misi kemanusiaan di Palestina," ujar CEO d'BestO EBM Wildan.

        Selain itu, d’BestO juga akan mendonasikan 100% keuntungan dari Paket Sadas periode penjualan 16 Oktober-15 November untuk membantu masyarakat Palestina. d’BestO juga mendukung kegiatan kemanusiaan seperti terlibat dalam aksi bela Palestina di Monas, Jakarta pada 5 November 2023. 

        Dalam agenda itu, d'BestO mendukung aksi kemanusiaan dengan memberikan 1.000 box paket untuk peserta kegiatan tersebut.

        Bantuan CSR dari d’BestO merupakan bagian dari pengalaman panjang selama hampir tiga dekade terakhir mendirikan usaha makanan cepat saji.

        Wildan juga menyebutkan perusahaan berkomitmen untuk dapat memberikan produk terbaik dan menjangkau seluas mungkin bagi masyarakat serta berkontribusi dalam pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman cepat saji di Indonesia.

        Meluasnya pasar makanan cepat saji tersebut sekaligus memperlebar serapan tenaga kerja. Hingga kini, perusahaan telah mempekerjakan ribuan karyawan untuk membantu operasional produksi. 

        "Capaian ini merupakan kebanggaan bagi kami. Tentunya kami akan terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas bisnis kami untuk dapat menjadi brand makanan dan minuman cepat saji lokal kebanggaan Indonesia,” katanya.

        Berbeda dengan para pemain besar yang mengedepankan konsep restoran, d'BestO menyasar masyarakat di berbagai daerah dengan membuka gerai toko di tengah masyarakat. Strategi ini cukup jitu menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi produk d'BestO. 

        "Kami ingin membuat makanan cepat saji ini lebih terjangkau dan dapat dinikmati lebih banyak kalangan, dan Alhamdulillah di terima masyarakat," imbuhnya.

        Awal Mula d'BestO

        Adapun, cikal bakal d'BestO dimulai pada 1994. Duo petugas kesehatan yakni drh. Evalinda dan drh. Setyajid merintis usaha fried chicken dengan format kaki lima dengan nama Kentuku Fried Chicken. 

        Produk dan format yang ditawarkan KuFC ternyata cukup diminati, ditandai dengan ekspansi ke berbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Padang, Bandung, Bogor dan Tangerang. 

        Namun, perjalanannya tidak begitu mulus. Peralihan pada 1998 cukup memukul kondisi usaha KuFC, hingga mengakibatkan penutupan hampir seluruh gerai kecuali beberapa yang bertahan di Bandung. 

        Kendati demikian, KuFC terus berinovasi dalam industri QSR (Quick Service Restaurant) dengan segmentasi menengah. Hasilnya dapat dilihat pada 2010 saat perusahaan memulai langkah baru dengan mengusung merek lebih modern bernama d’BestO. 

        "Perluasan pasar kian masif, sehingga para investor juga berbondong-bondong menjalin berbagai kerja sama," tuturnya.

        Advisor d'BestO EBM Purwanto Yusdarmanto menambahkan bahwa perubahan ini juga di ikuti dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu (d’Besto Total Quality Management) yang meliputi aspek Sistem dan Sumber Daya Manusia. Proses sertifikasi ISO 9001:2015 di d’Besto EBM menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran mutu bagi setiap karyawan d’Besto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Laras Devi Rachmawati
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: