Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Doddy Zulverdi, mengatakan bahwa dampak perekonomian global yang penuh ketidakpastian, nilai tukar tukar dolar melemah, dan kenaikan suku bunga berimbas pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada triwulan III/2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,94 persen (yoy), menurun jika di bandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,17 persen (yoy). Sementara di wilayah Jawa Timur, ekonomi Indonesia pada triwulan III/2023 tercatat sebesar 4,86 persen, juga menurun jika di bandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,53 persen
Walupun demikian, kata Doddy, lambatnya perekonomian Jawa Timur masih sesuai target karena semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib.
Baca Juga: Pelindo Genjot Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Jawa Timur
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 30,84 persen, diikuti Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 13,09 persen, serta Lapangan Usaha Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 9,65 persen. Untuk itu pertumbuhan perekonomian tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini.
“Wilayah Jawa Timur menjadi salah satu indikator perekonomian nasional. Pasalnya, Jawa Timur sendiri mampu memberi kontribusi sebasar 60 persen terhadap perekonomian nasional. Jadi, jika perekonomian Jawa Timur melambat dampak cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Doddy pada Capacity Building dan Bincang Bareng Media, di Magelang, Jawa Tengah kemarin.
Selain itu Doddy juga melaporkan soal peredaran uang di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil), di 16 wilayah Jawa Timur bulan Oktober lalu berhasil menyerap Uang Tidak Layak Edar (UTLE) senilai Rp5,9 miliar. Sementara Modal kerja yang dibawa oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur sebasar Rp7,8 miliar dengan komposisi Uanga Pecahan Besar (UPB) sebesar Rp1,9 miliar dan pecahan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp5,9 miliar.
“Dalam hal ini, peredaran uang di wilayah 3T yang terserap dari masyarakat sebasar 75,5 persen dari total modal kerja dalam Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) Nasional ke-16,” jelas pria kelahiran Bandung tahun 1969 ini.
Baca Juga: Sayurbox Perluas Operasionalnya di Kota Malang dan Sekitarnya di Jawa Timur
Mantan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter ini menyatakan, guna memenuhi kebutuhan uang layak edar di seluruh wilayah NKRI khususnya di wilayah 3T di Jawa Timur. Kedepan, pihaknya, Kembali menggelar Kas Keliling Kepulauan 3T dengan menyediakan dana modal kerja sebesar Rp6,2 miliar pada 28 November hingga 2 Desember 2023 diantaranya wilayah Pulau Bawean, Kangean, dan Sapeken.
“Nantinya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur akan menggenadeng Koarmada Il-Surabaya , media dan tim medis dalam mensuplai uang layak edar pada wilayah 3T di Jawa Timur. Kami berharap , dalam kegiatan ini bisa berjalan lancar,” pungkas mantan Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: