Bukan Hentikan Total Kerja Jokowi! Anies Baswedan Jelaskan Perubahan yang Akan Dilakukan Jika Jadi Presiden, Ternyata...
Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan membeberkan “perubahan” apa yang ingin pihaknya lakukan untuk Indonesia. Sebagaimana diketahui, beberapa pihak mengartikan perubahan yang Anies maksud dengan mengubah seluruh kerja, program, atau pencapaian pemerintah saat ini.
Hal ini Anies sampaikan di acara Kick off Kampanye Nasional bertempat di Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11/23).
Anies tak menampik adannya pertumbuhan dan pembangunan di Indonesia. Hanya saja menurutnya pertumbuhan dan pembangunan itu tidak bisa dirasakan oleh masyarakat sepenuhnya. Pembangunan dan pertumbuhan menurut Anies hanya bisa dirasakan oleh orang-orang tertentu bukan rakyat kebanyakan.
“Kita sering menemukan pertanyaan tentang kenapa harus ada perubahan. Ketika bicara perubahan yang menyangkut rumah tangga dan perekonomian, bagi sebagian yang sudah merasakan nikmatnya pembangunan, perubahan itu sepeti tidak diinginkan, karena seakan-sekan agenda perubahan hanya untuk yang belum mendapatkannya alias agenda yang termarjinalkan,” jelas Anies dilihat live di kanal Youtube PKS TV, Minggu (26/11/23).
Baca Juga: Prabowo Subianto Sampai Kaget Tahu Banyak Rakyat Indonesia Tidak Sekolah
Kondisi ketimpangan ini menurut Anies jadi masalah besar di Indonesia. Menurutnya, ketika pertumbuhan ekonomi terjadi tetapi sebarannya tidak merata di wilayah-wilayah Indonesia.
Angka-angka Makro yang selama ini ditunjukkan menegenai pertumbuhan ekonomi dsj menurut Anies tak bisa menyelesaikan masalah salah satunya ketersediaan lapangan pekerjaan.
Sebagai contoh, ia menyinggung soal Maluku Utara yang laju pertumbuhan PDB-nya 23 persen tapi penurunan tingkat penganggurannya hanya 0,08 persen. Menurut Anies hal serupa juga terjadi di wilayah lainnya
“Di semua wilayah penurunan tingkat pengangguran terbuka itu rendah sekali, kami ingin ini berubah,” ungkapnya.
“Kemudian investasi menanjak tapi serapan tenaga kerja justru menurun, Investasi sejak 2013 sampai 2022 terjadi peningkatan, tapi ketika melihat penyerapan tenaga kerja per 1 T investasi maka kita menurun dari 4.500 jadi 1.100 artinya investasi kita meningkat tapi justru efek penyerapan tenaga kerjanya menurun, kenapa ini terjadi? Karena kita tidak mengambil sektor yang meryerap tenaga kerja,” tambahnya.
Anies mengungkapkan masalah ketimpangan ini perlu diselesaikan, karenanya perlu adanya perubahan sebagaimana yang ia dan pihaknya suarakan.
Anies menilai selama ini masalah ketimpangan dan tidak meratanya pertumbuhan tak pernah diseriusi oleh pemerintah pusat.
“Bila ini tidak diselesaikan maka pertumbuhan ekonomi, penyediaan tenaga kerja, kualitas SDM yang timpang maka bicara persatuan Indonesia menjaganya akan sangat sulit sekali,” ungkapnya.
“Ini ilustrasi betapa selama ini masalah ketimpangan tidak jadi agenda serius, soal pemerataan tidak jadi agenda serius. Ke depan kita akan lakukan perubahan,” tambahnya.
Baca Juga: Investor Asing Belum Ada di IKN, Jokowi: Masa Satu Saja Ndak Ada...
Mengutip laman Badan Pusat Statistik, disebutkan Perekonomian Indonesia tahun 2022 yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp71,0 juta atau US$4.783,9. Ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen.
Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun sebesar 0,63 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021.
Gibran bin Jokowi: Tidak Ada Perubahan!
Sementara itu, Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang juga Putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan tidak ada yang namanya perubahan.
Menurutnya program yang sudah ada harus dilanjutkan demi Indonesia lebih baik.
"Jadi saya selalu menggaungkan yang namanya keberlanjutan dan penyempurnaan, jadi nggak ada yang namanya perubahan, tidak ada juga arah baru, pokoknya kita melanjutkan yang sudah ada dan menyempurnakan yang sudah ada," ungkap Gibran saat berdialog dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan (Humbahas) beberapa waktu lalu, dikutip dari laman detikcom, Senin (27/11/23)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: