PDIP Mohon Siap-siap! Fahri Hamzah Sebut Gibran bin Jokowi Jadi Ancaman Suara Ganjar-Mahfud di Jawa Timur
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Fahri Hamzah menyebut faktor Jokowi di belakang nama Gibran bisa meraup banyak dukungan suara di Jawa Timur sekaligus menggembosi suara PDIP.
Hal ini Fahri sampaikan di acara GeloraTalks #114 “Ke Mana Suara Di Jawa Timur, Muhaimin atau Gibran”, pada Rabu (29/11/23) secara daring yang disiarkan di kanal Youtube GeloraTV.
Fahri percaya faktor Jokowi bisa membuat suara PDIP di Jawa Timur tergerus sekaligus berdampak pada suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Mungkin PDIP secara tradisionil memang Jawa Timur kuat tapi karena adanya Gibran dianggap terafiliasi dengan Jokowi dengan elektabilitas PDIP sangat dipengaruhi dan kontribusi oleh Jokowi mungkin goncang juga basis nomor 3 (Ganjar-Mahfud),” jelasnya.
Pun dengan Anies-Muhaimin yang menurut Fahri figur Cak Imin tak punya pengaruh besar di Jawa Timur.
Bagi Fahri, hanya PKB saja yang punya aflisiasi besar pada Jawa Timur tapi tidak dengan sosok Muhaimin Iskandar.
“Dan nomor 1 (Anies-Muhaimin) terkait Muhaimin yang saya baca secara tradsionil afiliasi pada PKB besar di Jatim tapi afiliasi kepada pribadi Muhaimin selama ini tak pernah besar,” tambahnya.
Beberapa faktor lain juga Fahri sebutkan di antaranya kedekatan Prabowo dengan Kiai dan pesantren yang menurutnya sudah sejak orde baru terbangun.
“Saya percaya di Jawa Timur sedang terjadi goncangan cukup kuat karena kehadiran Gibran dan Prabowo karena memiliki basis pengenalan di kalangan kiai dan santri yang cukup luas mengingat kedekatan hubungan Prabowo sejak jaman orde baru dengan basis pesantren di mana kiai tua seperti Gus Dur itu kawan dari Prabowo,” jelasnya.
Masih Terjadi Perebutan Suara di Jawa Timur
Sementara itu Co Captain TIMNAS AMIN, Jumhur Hidayat yang juga hadir dalam acara itu menilai semua masih dalam proses terkait kekuatan di Jawa Timur. Hal ini karena menurutnya satu tahun terakhir ada branding Prabowo-Cak Imin yang sudah dikenalkan ke Kiai-kiai, namun belakangan terjadi perubahan besar.
Baca Juga: Jurus Prabowo Tangani Masalah Terorisme: Rakyat Tidak Boleh Kurang Makan
Artinya menurut Jumhur itu butuh waktu untuk kembali mensosialisasikan perubahan hal tersebut.
“Sekarang sedang berlangung proses itu, jadi para kiai tokoh NU sedang menjelaskan bahwa petinggi kultur NU ini sekarang dengan Anies bukan dengan Prabowo, kita masih punya cukup waktu untuk memastikan proses converting, peralihan itu akan lebih masif lagi. Jadi itu yang terjadi,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: