Hasil Survei Sebut Prabowo Subianto-Gibran bin Jokowi Diragukan Menang Satu Putaran: 'Bukan Mustahil'
Pendiri sekaligus Peneliti Utama Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengungkapkan ada peluang Prabowo Subianto-Gibran bin Jokowi bisa menang satu putaran.
Hal ini ia sampaikan berdasar pada temuan survei yang dikeluarkan Indikator politik Indonesia.
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bin Jokowi dalam survei terbaru Indikator unggul dengan 45,8 persen suara. Diikuti posisi kedua Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 25,6 persen dan Anies-Muhaimin Iskandar 22,8 persen.
Meski belum terlihat adanya kemungkinan satu putaran, Burhanudin tak menampik adanya peluang hal itu terwujud.
Semua itu menurutnya ditentukan pada bulan-bulan berikutnya menjelang pencoblosan, apabila Prabowo-Gibran bisa mempertahankan dan memanfaatkan situasi dengan baik maka satu putaran bisa saja terjadi.
“Dari data ini bisa kita katakan bahwa satu putaran bukan hal mustahil tergantung perkembangan beberapa bulan ke depan. Meskipun belum bisa dipastikan bahwa Prabowo menang satu putaran kalau terjadi putaran kedua hampir bisa dipastikan Prabowo-Gibran menang di putaran kedua,” ,” ungkap Burhanudin dalam rilis survei secara online yang dilaksanakan Sabtu (9/12/23) dilihat dari kanal Youtube Indikator Politik.
Burhanudin mengungkapkan keraguannya soal satu putaran karena Prabowo-Gibran bin Jokowi belum memenuhi 50 persen suara plus di survei terakhir yang Indikator lakukan.
Bahkan ketika suara yang belum menentukan pilihan dibagi secara merata ke 3 pasangan yang ada, menurutnya masih sulit untuk mewujudkan satu putaran.
“Dari data ini belum terjadi satu putaran seperti yang diklaim lembaga survei lain karena Prabowo Gibran belum 50 persen plus, undecided tinggal 5 persenan kalau dibagi secara proporsional suara mereka tidak lantas buat Prabowo unggul satu putaran,” jelasnya.
Untuk diketahui, survei indikator yang dilakukan tatap muka secara nasional yang dilakukan pada 23 November-1 Desember 2023 menggunakan penarikan sampel metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 15 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Papua. Sehingga total sample sebanyak 5.380 responden.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: