Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono menyatakan bahwa pelaku usaha lokal harus menjadi aktor utama penggerak ekonomi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Oleh karena itu, regulasi soal pajak telah ditekan bagi pelaku UKM lokal.
“Hal ini dimaksudkan agar para pelaku usaha lokal ini menjadi aktor utama dalam penggerak ekonomi di Nusantara,” kata Bambang, dilansir dari siaran pers, Rabu (27/12).
Baca Juga: IKN Bukan Prioritas, Anies: Mungkin Bangga, Namun Kebanggaan Itu Bisa Ubah Nasib Kita?
Bambang juga menyebut bahwa pemerintah telah memberi kemudahan berinvestasi bagi para UKM lokal. Mereka nantinya juga akan menjadi perhatian utama dalam ekosistem ekonomi Nusantara.
Nyatanya, sebagai kota yang layak huni, Nusantara perlu menghadirkan berbagai kebutuhan masyarakat. Hal ini pulalah yang menjadi tujuan groundbreaking BSH Community Hub di Kawasan IKN. Nantinya, BSH Community Hub mengakomodasi kebutuhan sosial seperti perhotelan, restoran, apartemen dan pusat jajanan/makanan di Nusantara.
Komisaris Utama PT Karya BSH Mandiri Haryadi, menyebut bahwa akan ada dua tahap pembangunan pusat komunitas yang dananya diperoleh dari investasi PT Karya BSH Mandiri sejumlah Rp370 Miliar.
Baca Juga: Wali Kota Balikpapan: Membangun IKN Lebih Realistis daripada 40 Kota Setaraf Jakarta
Pembangunan tahap 1 memakan biaya sebesar Rp140 miliar. Dana ini antara lain akan digunakan untuk Hotel BSH Qubika Bintang 3 dengan nilai investasi sebesar Rp100 miliar, gedung pertemuan dengan nilai investasi sebesar Rp30 miliar, dan Restoran Kampung Kecil dengan nilai investasi sebesar Rp10 miliar.
Adapun untuk tahap 2 senilai Rp230 miliar, terdiri dari apartemen dengan nilai investasi sebesar Rp200 miliar dan Food court dengan nilai investasi sebesar Rp30 miliar.
Target waktu penyelesaian hotel dan restoran ini akan dirampungkan dalam enam bulan terhitung dari bulan Januari 2024 sehingga dapat beroperasi sebelum Upacara Bendera 17 Agustus 2024.
Baca Juga: Kementerian PUPR Targetkan Pembangunan Tahap I IKN Nusantara Rampung di 2024
"Perusahaan akan memakai semaksimal mungkin tenaga dari sekitar proyek dan warga asli Kalimantan dimana mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang," tutup Haryadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: