Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bisa Jadi Superpower, Pengganti Jokowi Diminta Optimalkan Sektor Maritim

        Bisa Jadi Superpower, Pengganti Jokowi Diminta Optimalkan Sektor Maritim Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Indonesia selanjutnya harus memiliki visi yang tepat terkait dengan sektor keamanan dan pertahanan, kedaulatan menjadi salah satu taruhan besar yang tengah berada di Pilpres 2024.

        Dosen Universitas Paramadina, Peni Hanggarini mengatakan pemimpin selanjutnya harus memiliki visi untuk penguatan strategi dua hal tersebut menyusul ketidakpastian situasi geopolitik dunia. Sektor maritim menjadi salah satu yang perlu perhatian besar di Indonesia.

        Baca Juga: PNM Mekaar Ciptakan Market Sehat, Jokowi: Sangat Luar Biasa, Sangat Kompetitif

        “Visi pertahanan keamanan perlu mempertimbangkan penguatan strategi pertahanan maritim, karena posisi kita berada di lingkungan strategis yang penuh dinamika dan uncertainty,” ujarnya dalam sebuah diskusi dengan tema “Apa Visi ke Depan? Pertahanan Negara, Kedaulatan Bangsa” dilansir Rabu (31/1).

        Sektor maritim menjadi sangat penting mengingat kondisi geografis tanah air yang merupakan sebuah kepulauan. Indonesia juga memiliki potensi untuk menjadi an assertive -not aggressive-maritim power, dengan catatan hal tersebut didukung oleh pengembangan sumber daya manusia dan teknologi.

        “Dengan realitas negara kepulauan yang punya sumber daya luar biasa dengan luas 7,81 juta KM2 dan 3,25 juta KM2 adalah lautan serta 2,55 juta KM2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Oleh karena itu Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan kekuatan maritim dunia,” ujar Peni.

        Peni mengatakan, pemimpin selanjutnya bisa mempertimbangkan untuk melakukan penguatan strategi pertahanan maritim dengan mengedepankan sistem pertahanan semesta yang mengintegrasikan kekuatan pertahanan militer dan nir militer. Lima hal penting untuk diperhatikan dalam hal tersebut yakni visi pertahanan tersebut haruslah yang smart, spesifik, measurable, achievable, dan time based.

        Baca Juga: Alasan Jokowi Tak Ajak Risma Bagikan Bansos

        “Visi pertahanan ke depan harus basic by spesifik, bahwa sistem pertahanan harus berdasarkan pada pencapaian kepentingan nasional,” ujarnya.

        Kedua, measurable harus dengan landasan yang jelas dengan adanya konsep pertahanan maritim yang dirumuskan dengan tegas. Ketiga, achievable, dapat dicapai dengan pengelolaan sumber daya, sinergi para aktor dan juga kepemimpinan strategis yang direalisasikan untuk pertahanan keamanan negara.

        Baca Juga: Tanggapi Jokowi Makan Bakso Bareng Prabowo, Puan: Mungkin Lagi Laper!

        Keempat, Relevan, visi pertahanan ke depan harus sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut dan miliki dan jenis ancaman apa yang dihadapi. Nilai penting defensive active di mana kekuatan TNI dibangun dengan mempertahankan kedaulatan NKRI dan bukan untuk offensive ke negara lain. Kelima, visi pertahanan yang harus time based, artinya pertahanan ke depan harus berjenjang, memiliki batas waktu jangka pendek, menengah dan Panjang sehingga mudah dievaluasi.

        Diplomasi maritim dapat berperan menjaga pertahanan dengan memperkuat pertahanan maritim melalui penguatan banyak aktor berbagai sektor termasuk Bakamla, Kementrian Kelautan dan Perikanan, TNI AL.

        Baca Juga: Ingin Rakyat Miskin Punya Kepastian Hukum Soal Status Tanah, Anies: Bukan Masalah Rumit, Tapi...

        “Jangan dilupakan manfaat yang diperoleh untuk visi pertahanan terutama bidang Diplomasi. Yakni, Diplomasi Pertahanan Maritim,” tutur Peni.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: