Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan meminta Menteri Investasi dan Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, tak ikut mengomentari kritik yang disampaikan sivitas akademik.
Anies meminta Bahlil untuk fokus pada urusan investasi. Dia menilai hal itu perlu agar pemerintah tidak melulu fokus pada investasi padat modal, melainkan juga padat karya.
"Pada fokus di bidang masing-masing saja lah. Yang ngurusin investasi, fokus investasi. Supaya investasi kita lebih padat karya, dari pada padat modal. Kalau nggak, semua nanti pada ngurusin pilpres," kata Anies kepada wartawan di Samarinda, Rabu (7/2/2024).
Anies menegaskan bahwa pemerintahan Indonesia mesti terus berjalan di samping berlangsungnya proses Pilpres. Menurutnya, jika Bahlil ikut turun mencampuri Pilpres, seolah ada rekayasa yang dilakukan pemerintah.
"Menteri investasi usul saya, biar konsentrasi saja urusan itu. Kalau tidak malah menggambarkan bahwa sebetulnya selama ini ada rekayasa ya," jelasnya.
Baca Juga: Kampanye di Sintang, Anies Baswedan Tidak Ingin Kapuas Raya Tertinggal
Anies pun menegaskan, bagi orang yang terbiasa dengan skenario kerap kali memandang kritik sebagai rekaan. Dia menegaskan, tak perlu ada larangan untuk mencurigai seseorang lantaran sebuah pemikiran tidak bisa diatur.
"Bagi orang yang terbiasa membuat skenario, apapun dipandang punya skenario. Tapi bagi yang tidak biasa pakai skenario ya alami saja. Jadi kita tidak bisa melarang-larang orang curiga, kita tidak bisa melarang orang berpikir dengan pikiran apapun," tegasnya.
Lebih jauh, Anies menilai kritik sivitas akademik muncul atas fenomena pemerintah yang dinilai melenceng. Dia meminta semua pihak untuk tidak terlalu larut membahas pihak yang mengkritik, melainkan substansi yang disampaikan.
"Jangan terlalu banyak membahas soal siapa, bergerak di mana, kampus apa, isinya lah yang direspons. Jangan siapanya dan bagaimana," tandasnya.
Baca Juga: Hadiri Acara Bang Ara di Riau: Puluhan Pendukung Anies dan Ganjar Nyatakan Diri Dukung Prabowo
Sebelumnya, Bahlil menilai ada skenario yang sengaja dibangun agara para sivitas akademik ramai mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahlil mengaku paham dengan situasi yang terjadi saat ini lantaran pengalamannya yang sempat menjadi bagian dari gerakan aktivisme tahun 1998.
Bahlil mengaku ragu dengan kritik yang disampaikan sivitas akademik. Dia bahkan menyebut ada beberapa kampus yang berafiliasi dengan pasangan calon tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: