Masyarakat Dinilai Tak Terpengaruh Suara Kritis Kampus, Bos Lembaga Survei Ngaku Nggak Kaget
Pendiri Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengaku tidak kaget dengan temuan masyarakat tak terpengaruh dengan suara kritis kampus lewat guru besar dan para alumni.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam rilis hasil survei yang dilakukan Indikator pada Jumat (9/2/24).
Burhanudin menjelaskan masyarakat tak terlalu menilai kinerja demokrasi pada hal-hal seperti yang diributkan elite. Menurutnya, masyarakat menilai kinerja demokrasi sebagaimana penilaian terhadap kinerja ekonomi.
“Saya sendiri tidak terlalu kaget dengan temuan ini karena konteks di Indonesia, kinerja demokrasi dilihat dengan prespektif aspek ekonomi, ketika ekonomi mengalami perbaikan demokrasi dipersepsi positif jadi demokrasi dalam pengertian civil liberties tidak terlalu menjelaskan tingkat kepuasan publik Indonesia terhadap demokrasi,” jelasnya.
Baca Juga: Anies Baswedan: Untungkan Oligarki, Rakyat Jangan Mau Suara Dibeli
Diketahui, dalam survei tersebut, secara umum masyarakat yang nilai demokrasi baik-baik saja sebanyak 70,7 persen. Angka tersebut adalah gabungan dari masyarakat yang menilai kinerja demokrasi sangat baik 3,7 persen dan baik 67 persen.
Sementara yang menilai sedang tercatat 23,5 persen, buruk 3 persen, dan sangat buruk 2,9 persen. Tidak tahu/tidak jawab sebesar 3,2 persen.
Untuk diketahui, kinerja ekonomi saat ini menurut masyarakat sebagaimana temuan Indikator mencapai 41,4 persen untuk anggapan sedang, 1,9 persen untuk sangat baik, dan baik sebesar 28,2 persen. Yang menilai buruk mencapai 25,2 persen, sangat buruk 3,1 persen, dan 0,3 persen tidak tahu dan tidak jawab.
“Umumnya kondisi ekonomi dinilai sedang, tapi lebih banyak yang menilai baik/sangat baik ketimbang yang menilai buruk/sangat buruk,” demikian bunyi rilis indikator.
Untuk diketahui juga, survei Indikator yang dilakukan 28 Januari-4 Februari 2024 ini menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 18 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua. Sehingga total sample sebanyak 5.500 responden.
Asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: