PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) optimistis terkait dengan pembangunan hingga pengoperasian lokasi dari Smelter Grade Alumina Refinery Mempawah (SGAR Mempawah). Pihaknya yakin proyek ini akan bisa digunakan di 2024
Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende menyampaikan optimisme tersebut dan berharap semua berjalan sesuai rencana dan berharap terus mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Baca Juga: Rayakan Pesta Demokrasi, Pertamina Hulu Energi Salurkan Hak Pilih Pemilu di Lepas Pantai
"Kami berharap seluruh proses berjalan sesuai dengan rencana, dan kami tentu saja memohon dukungannya dari seluruh pemangku kepentingan agar cita-cita hilirisasi bauksit-aluminium bisa terwujud," ujar Mahyaruddin dilansir Kamis (15/2).
Adapun Smelter Grade Alumina Refinery merupakan salah satu bagian proyek strategis dalam rangka mewujudkan hilirisasi aluminium dari Indonesia. Saat ini pembangunannya telah mencapai diatas 80%, dengan target selesai pada tahun 2024.
SGAR merupakan yang akan menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit (Kalimantan Barat) dengan pabrik peleburan aluminium (INALUM). Jika sudah beroperasi, diperhitungkan bisa memproduksi 1 juta ton alumina per tahun (bahan baku 3.3 juta ton bauksit per tahun).
Ditargetkan akan mulai berproduksi pada tahun 2024 dan mencapai full kapasitas produksi pada 2025. Proyek yang terbagi ke dalam fase I dan II itu menelan nilai investasi sekitar US$1,7 miliar.
Baca Juga: Tak Kuat Bersaing dengan Indonesia, Pabrik Tambang Nikel Ini Putuskan Hentikan Operasi
Rencanannya, masing-masing proyek bakal meningkatkan kapasitas produksi alumina perseroan ke level 1 juta ton setiap tahunnya, dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.
Di SGAR Mempawah, bauksit yang sudah didapat akan diproses menjadi alumina di dalam negeri tanpa harus mengirim bahan baku bauksit ke luar negeri yang berimbas pada berkurangnya biaya operasional.
Baca Juga: Merajut Masa Depan Masyarakat di Kawasan Tambang Freeport
Seperti yang diketahui, alumina merupakan bahan utama dalam pembuatan aluminium ingot, seperti alloy, bollet, bar, keramik, dan produk harian lainnya. Sekaligus bisa meningkatkan penyerapan angka tenaga kerja hingga angka diatas 1000 SDM.
Beberapa aksi korporasi lain yang dilakukan oleh INALUM dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respons atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton.
Baca Juga: Peneliti Heran Gibran bin Jokowi Mau Cabut IUP Tambang Ilegal: 'Kalau Ilegal Bagaimana Cabutnya?'
Proyek-proyek tersebut antara lain, Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi pada tahun 2023, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi di tahun 2024-2025 dan Proyek Diversifikasi Aluminium Remelt IAA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar