- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Kemenko Marves Dorong Seluruh Jenis Baterai Kendaraan Listrik Diproduksi di Indonesia
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membuka peluang baterai berjenis apapun untuk dapat melakukan produksi di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mendorong produksi baterai kendaraan listrik berjenis lithium ferro posphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC) dapat dibangun di Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan lantaran kedua jenis baterai tersebut sama-sama bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia.
"Kami juga dorong mau baterainya LFP atau NMC, silahkan yang penting dibikin di Indonesia nanti. Karena kita punya nikel, gakpapa kita bagi sama orang, tapi kita dapat hilirisasinya di sini," ujar Rachmat dalam diskusi virtual dikutip, Kamis (29/2/2024).
Baca Juga: Usia Kendaraan Listrik Jauh Lebih Panjang dari Kendaraan Berbahan Bakar Minyak
Di mana dengan kondisi cadangan dan produksi nikel yang cukup besar menjadi sebuah pertanyaan bila Indonesia hanya mendapatkan 2 persen dari total pasar kendaraan listrik dunia.
Rachmat mengatakan, kondisi tersebut seharusnya dapat dilakukan tindakan salah satunya adalah dengan mendorong produksi kedua jenis baterai itu diperlukan supaya para produsen tidak beralih ke teknologi lain.
"Jadi mau ga mau sebagian mungkin dari sini akan keluar ke tempat lain. Karena kita paksa gitu, dia akan bikin LFP. Dia akan bikin teknologi baru, malah nikel kita enggak laku," ujarnya
Rachmat menyebut, pemerintah tetap mendorong produsen mobil listrik mendirikan pabrik di Indonesia meskipun tidak menggunakan nikel.
Pasalnya, banyaknya kendaraan listrik di Indonesia akan mendongkrak industri baterai kendaraan listrik tumbuh.
“Kalau tidak ada industri mobilnya, industri baterai tidak ada, paling kita mentok berhenti disini (baterry precursor),” ucapnya.
Rachmat melanjutkan, dengan produksi kedua baterai tersebut bisa memberikan keuntungan bagi perekonomian Indonesia, karena kedua bahan baku LFP dan NMC dapat diperoleh di tanah air.
Ia menjelaskan, baterai nickel-manganese-cobalt atau NMC memiliki keunggulan karena lebih padat. Dengan demikian, baterai akan lebih ringan dan cepat saat ditambah daya atau charge.
"Dengan dimensi dan berat yang sama, dia lebih banyak minum listrik, dan stabil," ungkapnya.
Sedangkan, baterai LFP memiliki keunggulan karena materinya lebih banyak tersedia di mana-mana. Namun, biasanya baterai LFP lebih cepat hilang energinya di tempat dingin.
"Kalo di Indonesia itu untung, bisa pakai (baterai kendaraan listrik) apa aja sebenarnya," tutupnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: