Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi mengatakan, perseroan berhasil melakukan digitalisasi lebih dari 27 ribu kios penyaluran pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia.
Rahmad menyebut, dengan adanya digitalisasi maka pembelian pupuk bersubsidi hanya dengan KTP akan sangat menyulitkan karena harus membuka banyak catatan secara manual.
"Kalau nebus dengan KTP dan kita tidak punya sistem digital, akan jadi chaos karena banyak KTP lalu buka catatan cukup banyak. Jadi nanti yang punya NIK atau bisa digoto KTP-nya, itu ketahuan ada alokasi pupuk berapa, kalau sudah pernah nebus ya nebus di mana, fotonya mana, ada semua," ujar Rahmad dikutip, Selasa (19/3/2024).
Langkah mendigitalisasi lebih dari 27 ribu kios pupuk hanya butuh waktu yang pendek sejak awal Februari 2024 lalu.
"Ini luar biasa karena waktunya cukup pendek. Dari online awal 1 Februari 2024 hingga saat ini sudah sekitar 4,5 juta transaksi," ujarnya.
Dengan begitu, seluruh proses produksi di pabrik hingga distribusi pupuk ke petani sudah terpantau secara digital.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Akan Tambah Volume Pupuk Subsidi
Lanjutnya, dengan adanya digitalisasi kontrol penyaluran pupuk bersubsidi bisa dilakukan secara lebih baik.
Pupuk Indonesia lewat digitalisasi juga bisa memberi masukan terkait musim tanam dan musim panen. Pasalnya, segala detil transaksi pupuk bersubsidi sudah tercatat secara digital, sehingga momen panen juga bisa diprediksi.
"Kita bisa ikut memberi masukan terkait musim tanam dan musim panen. Kita tahu ketika orang beli pupuk, kita harapkan tiga bulan ke depan akan panen," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: