- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Dulu Merugi, Cemindo Gemilang (CMNT) Kini Alami Pertumbuhan Volume Penjualan
PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT), perusahaan yang bergerak di bidang produksi semen premium, berhasil mencatatkan kinerja usaha yang baik. Jika pada tahun 2022 Perseroan menderita kerugian. Keadaan itu langsung berbalik pada tahun 2023.
Hal itu pun terbukti dari volume penjualan semen di Indonesia pada tahun 2023 yang mencapai rekor tertinggi sejak berdirinya CMNT, dengan pertumbuhan volume penjualan sebesar 3% yang serupa dengan pertumbuhan volume semen nasional di Indonesia pada tahun 2023.
Pendapatan dan EBITDA Perseroan tahun 2023 juga relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, kerusakan mesin yang tidak terduga pada tahun 2023 mengakibatkan penurunan produksi klinker hampir 10%, sehingga menyebabkan kerugian.
Baca Juga: Tumbuh Tipis, Penjualan Neto Konsolidasi Indofood Capai Rp111,70 Triliun pada 2023
Meskipun mengalami penurunan produksi, EBITDA perusahaan per ton klinker yang diproduksi di Indonesia meningkat hampir 3% pada tahun 2023. Sementara itu, ditengah kenaikan biaya-biaya industri yang lebih tinggi pada tahun 2023, CMNT mampu mempertahankan GPM dan OPM pada tingkat yang sama dibandingkan tahun 2022.
Anak usaha Perseroan turut mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun 2023. Chinfon Vietnam berhasil meningkatkan volume penjualan ekspor semen didorong oleh penetrasi pasar baru di sejumlah negara sehingga meningkatkan EBITDA sebesar 8% pada tahun 2023. Sedangkan anak usaha lainnya secara gabungan mencatat EBITDA sebesar Rp 133 miliar atau tumbuh hampir 59% dibandingkan tahun 2022.
Lebih lanjut, CMNT berhasil meraih penghargaan “Climate Action Award” Dari World Cement Association. Hal tersebut menjadikan Perseroan sebagai panutan dalam praktik berkelanjutan di industri semen.
Tak bisa dimungkiri, pada tahun 2023 Perseroan sukses menunjukkan keberlanjutan usaha dalam penerapan berbagai kebijakan pengurangan biaya dan emisi karbon, efisiensi energi, penggunaan bahan baku alternatif, dan pengembangan produk yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Chandra Asri Cetak Pendapatan Bersih US$ 2.159 Juta di 2023
Pada tahun 2023, perusahaan juga telah mengambil langkah pionir yang pertama di industri, dengan melakukan investasi pada alat berat listrik untuk menggantikan beberapa alat berat lama yang berbasis bahan bakar fosil untuk kegiatan operasional di pabrik-pabrik dan lokasi tambang.
Investasi yang dianggarkan sekitar Rp100 miliar merupakan komitmen perusahaan yang diharapkan dapat beroperasi penuh pada tahun 2024. Upaya ini tidak hanya akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan menghemat biaya, namun juga berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon perusahaan secara keseluruhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: