Dalam Tekanan dan Ketidakpastian Ekonomi, Kinerja Keuangan 2022 Cemindo Gemilang Berhasil Tumbuh 17,02%
Tahun 2022 merupakan tahun yang sangat menantang sejumlah industri, termasuk bagi industri semen. Sebab secara keseluruhan, permintaan pasar mengalami penurunan karena minimnya pembangunan.
Tekanan tersebut juga dialami oleh PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT), produsen Semen Merah Putih, seperti dijelaskan oleh Vince Indigo, Wakil Presiden Direktur Cemindo Gemilang bahwa di Indonesia sendiri penurunan terjadi sekitar 4%. Begitu juga dengan pasar kedua terbesar Cemindo Gemilang, yakni Vietnam yang mengalami stagnan.
Meskipun begitu, pihaknya tetap bersyukur karena masih mencatatkan pertumbuhan yang baik pada 2022. "Kami bersyukur pendapatan kedua pasar secara keseluruhan pada 2022 masih tercatat tumbuh sekitar 17,02% dibanding 2021," ungkapnya.
Disampaikan bahwa pertumbuhan tersebut dikontribusi dari kerja sama yang baik dengan distributor hingga pengambilan keputusan yang efektif demi menjangkau pasar yang lebih luas lagi di dalam negeri.
Dirinya membeberkan, terkait kinerja operasional pada tahun 2022 terjadi kenaikan biaya energi dan biaya pengangkutan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan biaya penjualan dan Distribusi meningkat tajam pada 2022 dibanding sebelumnya.
Namun hal tersebut bisa teratasi atas keputusan tepat manajemen, yakni dengan mengamankan bahan baku dengan harga yang kompetitif, inovasi produk dan ditambah dengan sedikit kenaikan harga Semen.
Adapun marjin laba kotor mengalami peningkatan dari 25,65% menjadi 26,05%. Sementara laba operasional sedikit menurun dari Rp 1.117 miliar menjadi Rp 1.060 miliar.
"Sementara EBITDA sebesar Rp1.827 miliar pada 2022 berada pada level yang sama dengan pada 2021," jelas Vince.
Pihaknya juga terus memantau pergerakan utang dan mengoptimalkan biaya keuangan semaksimal mungkin. Hal ini pun berbuah hasil dengan Cemindo dapat mengurangi beban bunganya dari Rp681 miliar menjadi Rp628 miliar pada 2022.
Selain itu, ia juga menyampaikan akan terus fokus mengembangkan pasar di Indonesia serta Vietnam dan memantau perkembangan kebijakan dengan tepat. Hal ini didorong dengan adanya upaya pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur.
"Ditambah dengan rilis tekanan inflasi dan suku bunga turun di tahun 2023, kami optimis bahwa kami akan memberikan satu tahun lagi pertumbuhan berkelanjutan di 2023 kepada semua pemangku kepentingan kami," seru Vince.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait:
Advertisement