Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menggali Potensi Ekonomi Kreatif di Indonesia

        Menggali Potensi Ekonomi Kreatif di Indonesia Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia, dengan keberagaman budaya dan kreativitas yang melimpah, telah menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif yang menjanjikan di dunia.

        Dari seni tradisional hingga industri kreatif modern, potensi ekonomi kreatif di Indonesia terus berkembang dan menarik minat baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

        Oleh karena itu, Kementerian Kominfo melalui Ditjen APTIKA bekerjasama dengan Komisi I DPR RI melaksanakan webinar Literasi Digital bertajuk "Potensi Ekonomi Kreatif di Indonesia".

        "Kegiatan ini merupakan langkah ikhtiar Komisi I DPR RI dengan Kementerian Kominfo dalam mengoptimalkan peluang dan tantangan transformasi ekonomi kreatif dan digital di Indonesia”, kata Anggota Komisi I DPR KH. Rojih Ubab Maimoen, selaku Narasumber.

        KH. Rojih Ubab Maimoen mengatakan bahwa di era sekarang ini nilai ekonomi suatu produk atau jasa mengalami pergeseran.

        "Dulu semula ditentukan oleh bahan baku dan sistem produksi, namun sekarang berubah lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang pesat, kondisi tersebut membuat industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global hanya dengan mengandalkan kualitas produk saja tetapi harus bersaing dengan berbasiskan inovasi, kreativitas, dan imajinasi," tambahnya.

        KH. Rojih Ubab Maimoen juga menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman sosial budaya yang tersebar di seluruh pelosok nusantara memberikan peluang besar sebagai sumber inspirasi dalam melakukan pengembangan ekonomi kreatif.

        “Pada umumnya tiap daerah di Indonesia memiliki potensi produk yang bisa diangkat dan dikembangkan. Namun potensi tersebut membutuhkan sedikit sentuhan unsur kreativitas dan teknologi," pungkasnya.

        "Sebagai bagian dari pemerintah kami senantiasa berkomitmen pendukung kemajuan ekonomi kreatif dan digital di Indonesia diantaranya melalui upaya mengurangi kesenjangan digital dan meningkatkan daya saing UMKM masyarakat”. Sambungnya. (30/02/2024).

        Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP UNS, Prof. Dr. Widodo Muktiyo juga menambahkan bahwa, perkembangan digital yang berubah-ubah menunjukkan semua harus punya sikap mental yang kuat.

        “Semuanya apalagi pelaku ekonomi itu harus mau dan mampu memahami situasi yang berubah setiap saat. Sebab itu semuanya harus punya rencana menyesuaikan perubahan-perubahan tersebut karena memang situasinya tidak diprediksi”. Ucapnya.

        “Pada tahun 2024 ini jumlah pengguna internet meningkat menjadi 79,5% hampir 80%. Setelah menggunakan internet sebagai penopang bisnis, tantangannya adalah Inovasi dan kreativitas yang perlu untuk terus ditingkatkan”. Tambahnya.

        Menyetujui pendapat KH. Rojih Ubab Maimoen, Ketua Indonesia Youth Democracy and Strategic Issues Studies Jawa Tengah, Mohammad Ilham Al-Atas juga mengatakan bahwa nilai ekonomi suatu produk sudah tidak berbasis pada sistem produksi dan bahan baku pada era industri.

        “Tetapi pasar global saat ini itu terkait dengan basis Inovasi dan juga kreatifitas”. Ucapnya

        “Peran besar yang ditawarkan oleh ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya manusia yang bukan hanya terbarukan bahkan tak terbatas karena berbasiskan ide, talenta, dan kreativitas”. Tambahnya.

        Mohammad Ilham Al-Atas juga menambahkan bahwa, pada saat ini Indonesia adalah sebagai salah satu negara yang memiliki keberagaman sosial budaya, memiliki kekayaan baik bidang makanan, fashion, rumah adat, dan kesenian yang sangat luas.

        “Wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke memiliki keunikannya masing-masing pada produk lokal yang dapat menjadi sumber inspirasi dan potensi besar. Tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan warisan tersebut ke dalam ekonomi kreatif karena perlu ada penyesuaian antara desain tradisional dan juga modern”. Ucapnya. (30/03/2024).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: