Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji menyebut, konflik antara Iran dan Israel tidak akan mengganggu proyek-proyek migas nasional.
"Menurut saya isu perang ini kan di tararan level politis," ujar Tutuka dikutip, Rabu (17/4/2024).
Tutuka menyebut, meski relatif aman dari sisi cadangan dan pasokan pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik tersebut berkaitan dengan pasokan minyak dunia melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab.
Pasalnya, selat tersebut menjadi jalur pelayaran vital bagi tanker minyak yang mengangkut sekitar 30% minyak mentah dunia atau sekitar 21 juta barel minyak mentah per hari.
"Peran dari selat Hormuz itu penting sekali. Selat hormuz itu bisa dipegang dan dikelola oleh Iran. Jadi sangat menentukan bagaimana Pertamina menyikapi hal itu termasuk pemenuhan pasokan dimana tadi pertamina udah kontrak," ungkapnya.
Baca Juga: PLN Bersama Itjen Kementerian ESDM Cek Kesiapan SPKLU di Wilayah Banten
Tutuka memastikan, total cadangan minyak mentah dan juga BBM untuk supply di Indonesia cukup hingga satu bulan.
"Dan cadangan nasional crude kita dan yang dikapal dan transit itu kan 30 hari," ujarnya.
Tutuka merinci, total dari cadangan tersebut berada di refinery atau kilang sebanyak 8 sampai dengan 10 hari cadangan.
"Plus 15 hari lagi jadi total 30 hari. Di kapal total cadangan LPG BBM aman. Jadi kita sementara kalau dilihat dari situ masih aman," ucapnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat