Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memastikan masyarakat daerah siap turut menyukseskan ajang dari World Water Forum ke-10.
Hal ini terkait dengan rencana site visit yang akan dilakukan oleh sejumlah delegasi negara terkait di Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali. Desa tersebut dinilai siap menunjukkan potensinya terkait dengan air.
Baca Juga: Akselerasi Penggunaan AI di Sektor Pariwisata, Sandiaga Gaet Northeastern University
“Kami pastikan dengan kunjungan ke Jatiluwih ini kesiapan sebagai site visit dari delegasi World Water Forum ke-10 dan kita sudah lihat beberapa spot-nya yang telah dipersiapkan," kata Menparekraf Sandiaga, dilansir Sabtu (4/5).
Menparekraf Sandiaga menyampaikan, pengelolaan air di beberapa lokasi di Bali yang penuh dengan kearifan lokal sudah mendapatkan pengakuan dunia oleh UNESCO, sehingga pihaknya menilai siap untuk ditampilkan dalam World Water Forum ke-10 yang digelar pada 18—25 Mei 2024.
"Ini memantapkan posisi Indonesia dalam kepemimpinannya di forum pengelolaan air sedunia," katanya.
Desa Jatiluwih memiliki sistem pengelolaan air yang dikenal dengan sebutan sistem subak yang membuatnya dikenal sebagai penghasil padi terbaik di Pulau Dewata. Subak sendiri merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali.
Baca Juga: Cinta Laura Ajak Generasi Muda Ikut Meriahkan World Water Forum Bali
Selain itu, Desa Jatiluwih juga memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, di antaranya trekking sambil menikmati keindahan rice terrace atau terasering persawahan dan lain sebagainya. Sehingga, hal ini sangat cocok untuk ditampilkan di hadapan delegasi World Water Forum 2024.
Selain meninjau Desa Jatiluwih, Menparekraf Sandiaga pada kunjungannya ke Bali juga menyaksikan pelepasan burung endemik khas Bali dan cara pengusiran burung yang disebut dengan Kepuakan. Kegiatan ini juga dihadiri Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani; didampingi beberapa jajaran eselon 2 di lingkungan Kemenparekraf
Hadir pula Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism, Harry Hwang; Sekretaris Daerah Tabanan, I Gede Susila; Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati; Manajer Operasional DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna.
World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Baca Juga: Jaga Kelistrikan, PLN Siap Menyukseskan World Water Forum Bali
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia. Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan World Water Forum ke-10.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar