Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ciptakan 4,1 Juta Lapangan Kerja, Ini Kontribusi Besar Pertamina dalam Ekonomi Indonesia

        Ciptakan 4,1 Juta Lapangan Kerja, Ini Kontribusi Besar Pertamina dalam Ekonomi Indonesia Kredit Foto: PGEO
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian nasional dengan semangat mendukung visi Indonesia Emas 2045. Perusahaan ini tidak hanya berfokus pada profit, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan industri dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

        Pada tahun 2023, Pertamina mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 47%, senilai Rp374 triliun. Kontribusi ini terbesar di antara badan usaha milik negara (BUMN) lain, yang mencapai total serapan TKDN Rp800 triliun. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan bahwa dana sebesar Rp364 triliun yang diinvestasikan Pertamina berputar dalam industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja bagi 4,1 juta orang.

        Nicke menyampaikan, "Pertamina bukan hanya menghasilkan profit untuk kinerja sendiri, tetapi juga men-support industri nasional. Hal ini penting agar Indonesia dapat keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah dan mencapai Indonesia Emas tahun 2045."

        Salah satu fokus utama Pertamina adalah pembangunan infrastruktur energi, dengan alokasi 62% dari total investasinya untuk sektor upstream. Investasi ini menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan produksi energi nasional.

        Selama enam hingga tujuh tahun terakhir, sektor hulu Pertamina mencatat pertumbuhan produksi sekitar 7-8% per tahun. Pada tahun 2023, produksi minyak meningkat sebesar 9%, meskipun produksi gas sedikit lebih rendah karena keterbatasan infrastruktur penyimpanan dan distribusi.

        Baca Juga: Sederet Prestasi Ini Jadi Bukti Komitmen Pertamina Terhadap ESG

        Nicke menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur, terutama untuk gas, yang merupakan bahan bakar perantara menuju energi terbarukan. Infrastruktur seperti pipa dan fasilitas kompresi sangat dibutuhkan karena gas tidak dapat disimpan seperti minyak.

        Subholding upstream Pertamina mencatat rasio penggantian sumber daya sebesar 147%, menunjukkan tambahan sumber daya sebesar 47% di luar yang sudah dieksplorasi. Hal ini menjadi strategis mengingat cadangan minyak Indonesia hanya cukup untuk sembilan tahun ke depan tanpa adanya penemuan baru.

        Di sektor Power & New Renewable Energy (NRE), proyek Pembangkit Jawa Satu dengan kapasitas 1.760 megawatt menjadi bukti kontribusi signifikan Pertamina dalam memperkuat kapasitas energi nasional dan mendukung energi terbarukan.

        Selain itu, Pertamina juga mencatat rekor pendapatan bersih tertinggi sepanjang masa sebesar Rp72 triliun pada tahun 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: