- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Rampungkan Pembelian Saham Divestasi Vale, Indonesia Kini Jadi Pemegang Saham Terbesar
BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) merampungkan transaksi pembelian sekitar 14% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM). Dengan penyelesaian transaksi ini, MIND ID secara resmi menjadi pemegang saham terbesar di Vale Indonesia, dengan porsi saham yang meningkat dari 20% menjadi sekitar 34%.
Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkolaborasi dengan VCL dan para pemangku kepentingan PT Vale lainnya dalam mengembangkan PT Vale. Hal ini penting guna mendukung program hilirisasi di sektor industri tanah air.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Industri Pertambangan, Hexindo Luncurkan Seri Ekskavator Hidraulik ZAXIS-7G
"Kami akan mengoptimalkan proses hilirisasi terhadap hasil tambang PT Vale agar dapat mendukung industri dalam negeri serta kebutuhan ekspor dalam mendukung program hilirisasi," ujar Heri, dilansir Senin (01/07/2024).
Selanjutnya Heri mengungkapkan, bahwa pada 28 Juni 2024 lalu, MIND ID telah merampungkan pengambilan bagian atas saham baru sebagai pelaksanaan atas seluruh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang diperoleh MIND ID dalam Penambahan Modal Dengan Memberikan HMETD I Vale Indonesia dan pembelian oleh MIND ID atas sebagian saham lama milik VCL, SMM, dan Vale Japan Limited di Vale Indonesia melalui pasar negosiasi di Bursa Efek Indonesia.
Divestasi saham ini merupakan bagian dari kewajiban perpanjangan izin operasi selama 10 tahun yang diperoleh Vale Indonesia melalui penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 28 Desember 2035. Vale Indonesia menerima penerbitan IUPK pada 3 Mei 2024 sebagai kepastian hukum bagi perusahaan untuk tetap beroperasi di wilayah konsesinya.
Heri menerangkan, bahwa langkah akuisisi saham PT Vale oleh Mind ID merupakan langkah strategis guna menguatkan posisi RI dalam mengamankan pasokan bahan baku industri hilir berbasis nikel. Pasalnya, saat ini komiditi nikel menjadi salah satu bahan utama dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik dan battery storage insfrastructure.
Baca Juga: Beda Sikap dengan PBNU, Ini 5 Ormas yang Tolak Izin Tambang
“Aksi korporasi ini menjadi momentum dalam memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai dan kendaraan listrik ke depan,” tutup Heri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: