PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang. Apalagi melihat data Kementerian Kesehatan RI bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23 persen pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53 persen pada wanita berusia lebih dari 80 tahun. Kalbe pun mengedukasi bahwa salah satu penyebab kondisi pengeroposan tulang keropos ini adalah kekurangan vitamin, yang juga dialami oleh lebih dari 50 persen anak malnutrisi berat.
“Banyak orang menganggap osteoporosis sebagai penyakit untuk usia tua. Padahal, osteoporosis bisa menyerang berbagai usia, bahkan dari usia anak dan remaja pun bisa. Osteoporosis berisiko lebih tinggi terjadi pada usia tua, karena semua fungsi dalam tubuh sudah menurun, termasuk tulang. Namun, osteoporosis adalah penyakit yang diam, artinya kita tidak tahu terkena osteoporosis sampai akhirnya terjadi tulang yang patah walaupun hanya terjatuh ringan,” ujar Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk, dr. Desta Wulan Restu dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
Baca Juga: Healthkathon BPJS Kesehatan 2024: Solusi Jawab Tantangan Digitalisasi Program JKN
Tulang yang mudah patah ketika terjatuh itu dapat diketahui osteoporosis ketika diperiksa oleh dokter. Sebab, osteoporosis merupakan penyakit menahun atau progresivitas penyakitnya terjadi sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Sedangkan pada orang yang tidak memiliki osteoporosis, ketika terjatuh hanya terlihat memar atau bengkak, karena tidak terjadi pengeroposan tulang.
Apabila kondisi osteoporosis tidak ditangani dengan tepat, dapat menyerang kinerja tulang dalam menopang tubuh, sehingga fungsinya menurun dan menyebabkan berkurangnya produktivitas hidup. Osteoporosis juga berisiko menyebabkan komplikasi, salah satunya fenomena faktur atau patah tulang.
Selain osteoporosis, terdapat sejumlah penyakit tulang lainnya yang umum terjadi pada anak-anak hingga dewasa. Salah satunya, penyakit degeneratif atau yang terjadinya pada usia tua, yaitu osteoarthritis atau pengapuran tulang. Ada juga kanker tulang yang akihr-akhir ini angka prevalensinya tinggi. Selain itu, penyakit-penyakit lainnya yang diturunkan dari penyakit tulang.
“Faktor yang memengaruhi kesehatan tulang ada yang bisa diubah dan tidak bisa diubah. Faktor yang tidak bisa diubah ialah pertambahan usia, karena sejalannya waktu ada risiko penyakit yang bisa terjadi pada usia tua. Kedua adalah jenis kelamin. Risiko penyakit tulang terutama osteoporosis lebih tinggi terjadi pada wanita yang mengalami menopause, karena otomatis semua hormon dalam tubuh menurun, termasuk estrogen. Sedangkan fungsi hormon estrogen membantu kepadatan tulang,” jelas dr. Desta.
Di sisi lain, kata dr. Desta, faktor yang memengaruhi kesehatan tulang dan dapat diubah ialah gaya hidup. Mulai dari aktivitas sehari-hari, makanan yang dikonsumsi, cara duduk, cara berdiri, hingga cara mengangkat beban. Lantaran demikian, sebelum terjadi gangguan kesehatan tulang, menjaga kesehatan tulang sangat perlu dilakukan. Kebutuhan harian vitamin D3 dapat dipenuhi dengan mengonsumsi suplemen. Salah satunya, Prove D3 dengan kandungan vitamin D3 milik Kalbe Farma.
“Prove D3 sering kali dicari orang-orang yang membutuhkan vitamin D3 ketika terkena COVID-19. Pada pandemi COVID-19, ternyata 60—90 persen warga Indonesia mengalami defisiensi vitamin D. Saat itu Prove D adalah pelopor vitamin D di Indonesia, karena sebelum ada angka kejadian COVID-19 sudah ada Prove D. Produk Prove D3 sendiri ada tiga varian berisi vitamin D3, yaitu yang 1000 iu, 5000 iu, dan 400 iu drops berbentuk cairan,” kata Product Executive Prove D, Ignatius James Irawan.
James menambahkan, kandungan Prove D3 memiliki banyak manfaat, untuk ujung rambut hingga ujung kaki. Vitamin D3 penting untuk kesehatan tulang, karena membantu penyerapan kalsium dalam tubuh ketika mengonsumsi makanan atau minuman. Bahkan, vitamin D3 dapat membantu mencegah kerontokan rambut dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca Juga: Sambangi UIN Jakarta, BP2MI Dorong Lulusan Fakultas Kesehatan lirik Peluang Kerja di Luar Negeri
“Ada juga produk DK2, gabungan vitamin D3 dan vitamin K2. Fungsi vitamin K2 untuk membantu kalsium dalam pembuluh darah berpindah ke tulang, sehingga kepadatan tulang meningkat. Jika membahas tentang daya tahan tubuh, jika ada infeksi tentu ada fungsi sel tubuh yang bekerja terhambat. Pada kondisi ini, vitamin D membantu protein atau karbohidrat untuk mengoptimalkan kerja sel-sel jaringan dalam tubuh, mempercepat perbaikan, termasuk sistem kekebalan tubuh,” imbuh James.
Idealnya, konsumsi vitamin D3 menyesuaikan kondisi tubuh masing-masing dengan memeriksa kebutuhan vitamin D3. Namun, vitamin D3 1000 iu aman untuk dikonsumsi harian dan jangka panjang. Rata-rata kebutuhan vitamin D3 harian berada di angka 800-2000 iu. Apabila terjadi kondisi defisiensi atau kekurangan vitamin D3, maka butuh konsumsi yang lebih besar hingga 5000 iu vitamin D.
“Untuk menjaga kesehatan tulang di luar suplemen, dimulai dari konsumsi makanan sehat sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Ada protein, karbohidrat, mikronutrisi seperti vitamin juga mineral dari buah dan sayur. Kedua, perlu melatih tulang kaki dan punggung dengan berolahraga ringan, seperti jalan sehat, jogging, lari lebih cepat, maraton, atau gym untuk melatih beban tulang dan otot. Berjemur secara rutin juga dapat membantu mengaktifkan fungsi vitamin D dalam tubuh, melalui sinar matahari,” tutup dr. Desta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: