Pengamat Energi Bersih, Abadi Poernomo, menilai Pertamina cukup positif dalam mendorong penggunaan Bioethanol sebagai bahan bakar transportasi. Pertamina menampilkan inovasi terbaru yakni Bioethanol 100% (E100) pada ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang berkolaborasi dengan Toyota. Selain itu, implementasi secara bertahap Bioethanol di Indonesia yang dimulai dari Pertamax Green 95 dengan kandungan Bioethanol 5% (E5).
“Ya, sesuai peta jalan Pertamina dalam mengembangkan enegi baru terbarukan. Penggunaan Bioethanol merupakan cara supaya pencapaian energi baru terbarukan ini terus maju. Ini juga bukti keseriusan Pertamina dalam transisi energi,” kata Abadi dalam keterangan resminya, dikutip Warta Ekonomi, Selasa (30/7/2024).
Inovasi Bioethanol, ujar Abadi, memang merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk terus mengembangkan EBT. Dengan kata lain, pencapaian energi baru terbarukan mulai berkembang pesat.
“Artinya, kalau kita lihat pencapaian energi baru terbarukan kita sampai saat ini kan sebenarnya setelah 2025 kan seharusnya mencapai 23 persen. Tetapi, sampai saat ini di antara 13-14 persen. Itu sebabnya, digalakkan penggunaan Bioethanol,” ujarnya.
Baca Juga: IHC Pertamina Kukuhkan Jajaran Direksi dan Komisaris Baru
Oleh sebab itu, dirinya juga berharap agar Pertamina terus meningkatkan implementasi Bioethanol secara bertahap. Dari yang semula 5% pada Pertamax Green, menjadi 20%. Pasalnya, angka campuran yang makin meningkat tersebut dinilai signifikan untuk mengurangi emisi gas buang.
“Untuk implementasi, agar signifikan memang harus terus ditingkatkan dari sekarang yakni 5 persen. Tetapi, kita tetap menghargai effort dan kemauan untuk menggunakan energi baru terbarukan. Dan itu sudah positif,” jelas Abadi.
Sementara itu, terkait kolaborasi yang terjalin antara Pertamina dengan Toyota pada GIIAS 2024, Abadi menilai hal tersebut sangat positif. yang mana, ajang itu menggunakan Bioethanol 100% sebagai bahan bakar alternative pada kendaraan Flex Fuel Vehicle (FFV) Toyota.
“Paling advance terutama memang menggunakan Bioethanol 100 persen,” tuturnya.
Mesin-mesin kendaraan yang dirancang menggunakan Bioethanol, ujar Abadi, memang banyak dibuat di Jakarta. yang menggunakan Bioethanol 100% pun banyak dan sampai diekspor ke Brazil.
Baca Juga: Borong 42 Penghargaan CSR Awards, Pertamina Dinobatkan Sebagai Perusahaan Bertanggung Jawab
Dirinya pun merasa optimis dan yakin jika Pertamina bisa secara massal memproduksi Bioethanol 100%. Yang dibutuhkan saat ini, ungkap Abadi, hanya tinggal dukungan dari produsen Ethanol yang kini baru sekitar 13 pabrik serta perbaikan regulasi sehingga harga Bioethanol menjadi ekonomis.
Dalam acara tersebut, sebelumnya Pertamina melakukan pengisian perdana dan test drive penggunaan Bioethanol yang bersumber dari batang tanaman sorgum.
Dalam kesempatan yang sama, Fadjar Djoko Santoso selaku Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) membeberkan bahwa Pertamina sebagai pemimpin transisi energi secara berkelanjutan mendorong penggunaan Bioethanol sebagai bahan bakar transportasi.
Baca Juga: Serba-Serbi Bahan Bakar Bioetanol
Selain menampilkan inovasi terbaru yakni Bioethanol 100%, Pertamina juga turut mengimplementasikan Bioethanol secara bertahap di Indonesia dimulai dari Pertamax Green 95 dengan kandungan Bioethanol 5%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: