Sektor industri tekstil masih terseok-seok, ekosistem tersebut tidak menikmati kebangkitan yang sama dengan ekonomi dari Indonesia. Bahkan ia justru malah mencatatkan kontraksi pada 2024.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa industri tekstil belum pulih ke level pra-pandemi karena masih minimnya permintaan domestik.
Baca Juga: Cegah Dumping, Indonesia Tambah Bea Masuk Pakaian Impor China
Hal ini juga diperparah dengan sedikitnya kesempatan ekspor, besarnya impor dari luar negeri hingga ketatnya pesaingan usaha tekstil di Indonesia.
Dilansir Jumat (09/08/2024), Febrio mengatakan pemerintah berjanji akan terus memantau situasi ini dan memberikan solusi untuk mendorong pemulihan fundamental industri tekstil dalam jangka panjang, dengan tetap mempertimbangkan dampak terhadap perekonomian secara keseluruhan.
“Penurunan kinerja industri ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, mengingat serapan tenaga kerja yang besar,” ujar Febrio.
Adapun Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, juga mencatat bahwa masyarakat mendukung upaya untuk memperbaiki industri tekstil domestik. Berdasarkan survei Indef yang menganalisis 2.300 perbincangan di media sosial X, sekitar 99% netizen sepakat bahwa produk impor ilegal harus diberantas.
Baca Juga: Kementerian PPN/Bappenas Ungkap Indonesia Jadi Negara Net Oil Importer Selama 20 Tahun
Selain itu, masyarakat juga berharap kualitas produk dalam negeri dapat ditingkatkan agar tetap menarik bagi konsumen lokal. Ini menunjukkan bahwa di samping penolakan terhadap impor ilegal, ada juga harapan yang tinggi agar produk dalam negeri dapat bersaing di pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: