Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        G3N Project Tampilkan Seniman Maestro dan Emerging Artist di Artmoments

        G3N Project Tampilkan Seniman Maestro dan Emerging Artist di Artmoments Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Galeri seni G3N Project menggelar acara ArtMoments yang diadakan pada tanggal 9 - 11 Agustus 2024 yang menampilkan 2 seniman maestro dan 3 emerging artist (artist pendatang baru) dalam satu ruang pamer yang berhasil menampilkan pemandangan yang kontras.

        Karya seni maestro seperti lukisan Heri Dono yang dipadukan dengan karya seni maestro I Gusti Ayu Kadek Murniasih dan seniman muda Sherry Winata, Peter Rhian Gunawanm dan Arkiv Vilmansa menampilkan komposisi yang berbeda namun harmonis sehingga  menambah warna segar dalam ruang pamer ini.

        Arkiv, dalam pameran ArtMoments 2024 ini menitipkan cukup banyak karya di booth B5-B6 G3N Project. Seniman yang berusia 45 tahun ini dikenal dengan lukisan yang terinspirasi karakter kartunnya yang menekankan bentuk dua dimensi dan garis tebal dengan warna-warna cerah. Arkiv digambarkan secara visual dipengaruhi oleh seni jalanan, mainan, fashion, alam, dan subkultur dengan kenangan masa kecil sebagai jangkarnya. Dilatih sebagai seorang arsitek, Arkiv mendapati etos dan metode kerjanya lebih terstruktur dan kritis sekaligus mampu menjaga ekspresi artistiknya yang tetap mentah dan membebaskan.

        Arkiv mengeksplorasi batas-batas cat dan lukisan. Menhasilkan berbagai medium dan karya visual yang unik mulai dari lukisan hingga mainan, cetakan, dan patung. Mewujudkan penemuan barunya dalam lukisan karakter kartunnya. Warna, bentuk, garisnya diperoleh dan dipengaruhi oleh para jenius kreatif di industri yang paling dia hormati Takashi Murakami dan Nigo.

        Selama hampir 20 tahun berkarya, Arkiv telah  berkolaborasi dengan galeri seni dan perusahaan dan merek  multinasional, seperti IKEA, Volkswagen, ASTRA, OPPO, BAPE, dan masih banyak lagi. Saat ini Arkiv berada di bawah pengelolaan BAPE Gallery Jepang dan karyanya juga sangat dicari oleh kolektor seni besar dan pengunjung seni di wilayah tersebut.

        Sementara Redmiller Blood (Peter Rhian Gunawan), seniman muda yang masih setia mengusung karakter Redmiller Blood yang imut dan penuh warna di booth G3N Project. Dosen DKV ini, fokus menciptakan dan menjelajahi dunia lukisan dan mainan seni di sekitar karakternya. Dia menggunakan ikon berambut merah dan dibangun dengan bingkai kecil dan ramah.

        Peter menggunakan karakter Redmiller Blood untuk mewakili manusia dan banyak aspek psikologis, menampilkan kompleksitas pengalaman manusia dengan melihat sekeliling. Salah satu sumber inspirasi lukisan ini adalah para  mahasiswa nya sendiri. Ia ingin menjadikan Redmiller sebagai representasi harapan (hope). Dia ingin manusia tetap menjaga harapan dan  keyakinan sambil berjuang melewati masa-masa terburuk, pada akhirnya semua masalah akan terselesaikan dengan indah pada waktunya.

        Selama kurun waktu 2020-2024, karya seni Peter telah dipamerkan di berbagai pameran di seluruh dunia, termasuk Hong Kong, Shanghai, Korea, Australia, Madrid, New York, Jakarta, dan Singapura. Peter Rhian juga telah menjadi bagian dari Cross Studio Asia sebagai artis resmi.

        Pembukaan ArtMoments semakin semarak dengan pertunjukan seni Heri Dono. Ia membiarkan tubuhnya menjadi karya seni instalasi. Pada tubuhnya dipasang berbagai peralatan elektronik dan mekanik yang bergerak serta diiringi oleh elemen-elemen lain yang sekaligus mengeksplorasi suara. Heri Dono juga banyak mebuat karya lukis dengan cerita fenomenal seperti karya berjudul "Trump Unity". Karya yang bermula peristiwa pada 6 Januari 2021, ia menyaksikan ribuan pendukung Presiden Donald Trump secara masif menyerbu dan menguasai Capitol Hill di Washington DC sebagai aksi penolakan atas kemenangan Joe Biden, presiden AS terpilih.

        Karya yang dibuat selama kurun waktu 3 tahun itu, terinspirasi dari sebuah lukisan berjudul "The Age of Pericles" yang dibuat pada 1853 oleh Philipp von Foltz. Dalam lukisan ini, Heri Dono memasukkan peristiwa pembunuhan seorang warga kulit hitam Amerika, George Floyd, di Minneapolis pada 26 Mei 2020 silam.

        General Manager G3N Project Andry Permadi mengatakan, pihaknya memilih memadukan karya seniman maestro dan artis pendatang baru agar ruang pamer menjadi dinamis. G3N Project menilai, kolaborasi kelima seniman yang mereka usung bisa menjadi cerminan bagaimana luasnya pasar seni di tanah air.

        Sebab menurutnya, baik maestro maupun emerging artist, keduanya punya pasar yang potensial. Range harga mereka juga sangat variatif, dari puluhan juta hingga miliaran. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait