Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PLTMH Curug Klari: Dari Air Menjadi Kemandirian Energi

        PLTMH Curug Klari: Dari Air Menjadi Kemandirian Energi Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah hiruk-pikuk dunia energi yang terus berkembang, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) Curug Klari di Karawang adalah contoh nyata dari inovasi dalam pemanfaatan energi terbarukan yang menginspirasi. Menginjak usia 23 tahun, PLTMH Curug Klari yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II tidak hanya berhasil mengurangi biaya operasional perusahaan secara signifikan, tetapi juga berperan sebagai tulang punggung dalam penyediaan energi untuk sektor pertanian yang vital di wilayah Jawa Barat khusunya Indramayu dan Subang.

        Dalam wawancara eksklusif dengan Warta Ekonomi, Sumitra Djarnudji, pengelola PLTMH Curug, berbagi cerita tentang sejarah dan kontribusi pembangkit ini. Dibangun pada tahun 1998 dan mulai beroperasi pada tahun 2001, PLTMH Curug Klari dirancang untuk memanfaatkan energi terbarukan dari aliran air yang mengalir ke arah utara menuju Karawang. 

        Baca Juga: Pertamina-Siemens Energy Siap Wujudkan Transisi Energi Berkelanjutan

        "Kami ingin memanfaatkan air yang mengalir ke utara menuju Karawang. Daripada air tersebut terbuang begitu saja, lebih baik diubah menjadi listrik. Itulah ide awalnya,"ujar Sumitra, Minggu, (11/08/2024).

        PLTMH Curug Klari memiliki 2 unit miniturbin dengan kapasitas maksimum masing-masing 3,5 megawatt (MW). Dalam praktiknya, kapasitas operasional hanya berkisar antara 2 MW hingga 3 MW tergantung pada debit air. 

        Terletak di hilir Bendungan Curug dengan pintu bendung no 5 sebagai intakenya, pembangkit ini memanfaatkan energi air yang mengalir ke Saluran Tarum Utara dan mengubahnya menjadi listrik. Energi ini kemudian digunakan untuk menyuplai empat pompa di Saluran Tarum Timur guna menaikkan air setinggi 4 meter dari level 26,70 meter ke level 30,70 meter.

        Air ini kemudian dialirkan sepanjang 67,37 km untuk mengairi hampir 90 ribu hektar sawah di Subang dan Indramayu. Sebaliknya, air dari Bendungan Curug juga dinaikkan setinggi 2 meter menggunakan pompa hidrolis ke Saluran Tarum Barat yang panjangnya mencapai 68,67 km. Selain menyediakan air bersih untuk Bekasi dan Jakarta, saluran ini juga mengairi 42.074 hektar sawah.

        Meski tidak menyuplai listrik untuk masyarakat umum, hasil produksi listrik dari PLTMH Curug sangat signifikan untuk kegiatan sehari-hari Perum Jasa Tirta II.

        Baca Juga: Mulai Konstruksi, KHE Buka Lebar Pintu Kolaborasi Buat Garap PLTA Kayan Cascade

        “Biaya operasional pompa dan bendungan bisa mencapai Rp2 miliar per bulan. Dengan adanya mini hydro, biaya tersebut bisa terpangkas,” jelas Sumitra. 

        Selain itu listrik dari PLTMH Curug juga digunakan untuk menerangi rumah pegawai PJT II yang berjumlah 90 orang dengan tarif yang jauh lebih murah dibandingkan tarif listrik PLN, yaitu Rp1.000 per kWh.

        "Mahal PLN, PLN Rp1.500 per kWh, kita cuma Rp1.000," tutur Sumitra.

        Baca Juga: Pertamina-Siemens Energy Siap Wujudkan Transisi Energi Berkelanjutan

        Sumitra mengandaikan jika energi bersih dari PLTMH Curug disalurkan ke masyarakat, total bisa menerangi tiga desa dengan jumlah lebih dari tiga ribu warga. 

        “Tiga desa bisa lebih Pak,” tambahnya.

        Pengelolaan PLTMH Curug Klari dilakukan oleh tim multi-divisi dalam organisasi Perum Jasa Tirta II. Tim ini bertanggung jawab untuk memastikan pembangkit berfungsi dengan baik, melakukan pemeliharaan rutin, dan menangani masalah teknis yang muncul, seperti penggantian oli setiap 2.000 jam dan overhaul setiap 40.000 jam.

        Keunggulan utama PLTMH Curug adalah penggunaan energi terbarukan yang tidak menimbulkan polusi, berbeda dengan pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil. Ini selaras dengan visi kemandirian energi dan membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi eksternal. 

        Meskipun banyak pembangkit mikro yang telah dikembangkan di Indonesia, pemanfaatan energi terbarukan secara lebih luas masih memerlukan perhatian dan investasi lebih lanjut.

        Baca Juga: BPH Migas Tegaskan Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi sebagai Energi Transisi

        Secara keseluruhan, PLTMH Curug Klari merupakan contoh penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, manfaat yang diberikan sangat berarti dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. Ini adalah langkah penting menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: