Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Mandiri Miliki Visi Bantu 50 Juta Orang Nikmati Akses Finansial

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk akan fokus meningkatkan penetrasi akses finansial hingga 50 juta orang dalam lima tahun mendatang untuk mendorong potensi inklusi keuangan di Indonesia.

        "Bank Mandiri memiliki visi untuk membantu 50 juta orang menikmati akses finansial, ditengah gencarnya program pemerintah dalam memasyarakatkan program inklusi keuangan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin saat ditemui pada sesi Forum Ekonomi Dunia (WEF) untuk kawasan Asia Timur di Jakarta, Senin (20/4/2015).

        Budi menjelaskan akses finansial menjadi salah satu sektor yang mendukung tingginya PDB Indonesia saat ini dan diperkirakan dalam lima tahun mendatang, makin banyak masyarakat Indonesia yang mampu menikmati akses finansial. Bank Mandiri melalui hasil penelitian Mandiri Institute menyebutkan rasio kredit Indonesia terhadap PDB masih sebesar 36 persen. Jumlah tersebut masih rendah ketimbang Malaysia 122 persen dan Thailand 110 persen.

        Demikian juga, dengan rasio simpanan atas PDB di Indonesia hanya sebesar 39 persen dibandingkan 147 persen di Malaysia, sehingga harus ada sinergi antara pemerintah dan swasta untuk mewujudkan program "Financial Access 2020".

        Budi memprediksi apabila masyarakat mampu menikmati program "Financial Access 2020" maka Indonesia bisa masuk dalam kelompok G8 dan bukan lagi G20. Namun, diperlukan lingkungan yang baik untuk mendorong inklusi keuangan seperti penyaluran bantuan masyarakat lewat agen bank.

        "Untuk itu, perlu adanya sinergi antara industri telekomunikasi, pasar modal, asuransi, dan institusi lainnya, yang perlu ditingkatkan agar dapat mendorong inklusi keuangan," ujarnya.

        Budi mencontohkan kesuksesan inklusi keuangan di India karena adanya dukungan dan kebijakan memadai oleh pemerintah. Indonesia bisa melakukan hal yang sama apabila pemerintah fokus untuk memberikan perhatian pada masalah ini.

        Ia menambahkan, selain bank, industri lain yang dapat menggiatkan inklusi keuangan lewat layanan keuangan digital adalah kontribusi dari industri ritel. Namun dibutuhkan juga sistem informasi yang memadai. "Berbicara mengenai inklusi juga berbicara mengenai sistem informasi. Seperti permasalahan identitas masyarakat terutama kalangan bawah yang masih agak sulit diganti dengan nomor ponsel sebagai identitas," kata Budi.

        Budi mengungkapkan akses layanan keuangan yang rendah dapat menyebabkan rendahnya kontribusi sektor finansial pada pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, dorongan peningkatan akses layanan keuangan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.

        Menurut dia, yang perlu ditingkatkan saat ini adalah pembangunan infastruktur berkelanjutan, serta mengubah iklim akses keuangan agar lebih fokus pada UMKM, terutama bagi yang belum memiliki akses ke layanan keuangan. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Achmad Fauzi

        Bagikan Artikel: