Petinggi dan Pengurus Golkar Disebut Hanya Mau Posisi Ketum Dijabat Jokowi, Bukan Bahlil
Pegiat media sosial Sudarsono Saidi menyebut petinggi dan pengurus Partai Golkar hanya mau posisi Ketua Umum (Ketum) dijabat Presiden Joko Widodo (Jokowi), bukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Menurut Sudarsono, hal tersebut merupakan cara sederhana untuk menelanjangi Jokowi, karena dalam politik hal yang terlihat di permukaan belum tentu yang sebenarnya, sehingga kemungkinan lain masih ada.
Baca Juga: KIM Plus Auto Panik, Anies atau Ahok Bersama PDIP Bisa Maju Pilkada DKI Jakarta
"Petinggi dan pengurus Golkar hanya mau jabatan Ketua Umum-nya diserahkan ke Jokowi. Hanya Jokowi. Bukan Bahlil. Ini cara sederhana menelanjangi Jokowi. Politik harus dipahami apa yang terlihat di permukaan, belum tentu yang sebenarnya. Masih ada kemungkinan lain," ungkapnya, dikutip dari akun X pribadinya, Selasa (20/8).
Sementara itu, Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar, Agus Gumiwang menjelaskan akan segera menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar karena merupakan calon tunggal pada posisi tersebut.
"Ya kalau hanya satu kader partai Golkar yang memang disahkan dianggap lolos dari persyaratan atau dianggap memenuhi persyaratan, ya saya kira beliau akan menjadi calon tunggal dan akan segera kita tetapkan dalam Munas ini," ujar Agus di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (20/8/2024), dikutup dari inews.id.
Sebagai infomrasi, penetapan ketua umum rencananya akan dilakukan pada Munas 21 Agustus 2024, dan Partai Golkar akan menggelar Rapimnas dan Munas X1 pada 20 hingga 21 Agustus 2024.
Diketahui, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin partai yang disampaikannya melalui siaran pers video yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (11/8/2024).
Ia menyatakan pengunduran dirinya resmi pada Sabtu (10/8/2024), dengan alasan untuk mempertahankan keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas selama transaksi pemerintahan.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar,” ucapnya, dikutip dari Republika.
Informasi tambahan, Airlangga menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar sejak 2017. Pada Musyawarah Nasional (Munas) 2019, menguatkan kembali dirinya untuk tetap menjadi ketua umum sampai 2024. Dan kepemimpinannya rencananya akan berakhir pada Desember mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: