PT PLN (Persero) terus meningkatkan diversifikasi sumber daya energi baru terbarukan dalam upaya mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satu energi baru yang saat ini terus digenjot ialah green hydrogen atau hidrogen hijau untuk sektor transportasi di Indonesia. Melalui pembangkit sepuhnya, dalam hal ini Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, PLN sukses menghadirkan energi ini yang 100% hijau karena berasal dari panas bumi.
Senior Officer Enjiniring Panas Bumi Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN Indonesia Power (PLN IP), Tutun Abdurahman menjelaskan bahwa pembangkit ini dalam kapasitasnya mampu menghasilkan 8 kilogram hidrogen hijau dalam satu jam.
Baca Juga: GeTI Incubator Dukung UMKM Binaan PLN di Kriyanusa 2024
"Sesuai request, tapi kemampuannya kita kalau di 1 jam itu 8 kg. Tabung ini 1 tabung itu 8 kg dengan tekanan 150 bar,"ujarnya saat media gathering di PLTP Kamojang, Garut, Rabu (04/09/2024).
Tutun melanjutkan, produksi dari Green Hydrogen Plant (GHP) PLTP Kamojang kemudian diangkut untuk mencukupi kebutuhan Hydrogen Refuelling Station (HRS) yang berada di Senayan Jakarta.
Pengguna Hydrogen Masih Sepi
Kendati telah mampu memproduksi Hydrogen hingga 8 kg dalam satu jam, Iwan Setiono, Specialist Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN IP menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menghentikan produksi green hydrogen.
Pasalnya menurut Senior Technician Engineer Sipil, Asep Mahmudin, saat ini permintaan hidrogen masih sepi dikarenakan market yang belum terbentuk.
“Kita sementara ini dihentikan dulu produksinya,” kata Asep.
Asep melanjutkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengupayakan ekosistem pasar hidrogen hijau dengan menyediakan HRS Senayan. Selanjutnya PLN membuka kerjasama dengan sektor Pemerintahan dan swasta untuk menggunakan produk hijau ini di Jakarta.
”Ya karena pasarnya belum ada, kita kalau nanti sudah ada jelas pasar, baru kita rencananya H2 ini kita akan komersilkan. Kemarin sudah ada penjajakan untuk penggunaan gas hidrogen ini sebagai bahan bakar bis di Jakarta ya,” tutup Asep.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar