Salah satu produk hasil samping yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit adalah bungkil sawit. Hasil samping tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menghasilkan bahan baku pakan ternak.
Penggunaan bungkil sawit tersebut dapat mengurangi biaya produksi ternak lantaran dapat memenuhi ketersediaan bahan baku pakan itu sendiri. Lantas, apa kandungan dan manfaat dari bungkil sawit serta bagaimana cara pengolahannya menjadi pakan ternak?
Kandungan Nutrisi dalam Bungkil Sawit
Bungkil sawit sendiri adalah bagian dari hasil pemrosesan inti sawit yang terdiri dari daging sawit dan batoknya. Adapun pemrosesan inti sawit tersebut didapatkan sebanyak 45% bungkil inti sawit (BIS) yang memiliki nilai nutrisi tinggi sebagai sumber konsentrat atau penguat pada pakan ternak.
BIS sendiri juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak seperti 15,67% protein kasar, 14,23% serat kasar, 0,64 kalsium, 9,25% lemak kasar, 0,45% fosfat, dan energi sebanyak 2.582 Kkal/kg.
Protein dalam BIS juga berkualitas baik meskipun nilainya lebih rendah dibandingkan dengan jenis pakan ternak lainnya. Tingkat palatabilitas dalam BIS juga rendah sehingga cocok untuk hewan ruminansia seperti kambing, sapi, domba dan sejenisnya.
Dikutip dari babel.bsip.pertanian.go.id, Senin (23/9/2024), BIS yang dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternah wajib mempunyai kandungan nutrisi yang memenuhi kebutuhan pakan ternak. Adapun syarat tersebut diatur dalam SNI 7856:2017 yang digolongkan ke dalam dua golongan yakni mutu 1 dan mutu 2.
Lebih lanjut, BIS yang termasuk ke dalam golongan mutu 1 wajib mengandung kadar air maksimal sebanyak 12%, abu maksimal 5%, lemak kasar maksimal 9%, serat kasar maksimal 16%, protein kasar minimal 16%, dan cangkang maksimal 10%.
Sedangkan untuk BIS mutu 2, harus memiliki kandungan air maksimal 12%, kandungan protein kasar minimal 14%, abu maksimal 6%. Lemak kasar sebanyka 10%, serat kasar dengan maksimal 20%, serta cangkang maksimal 15%.
Manfaat BIS
Salah satu manfaat BIS adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas ternak dengan kandungan pakan bungkil sawit yang kaya akan nutrisi. Pemberian pakan ternak yang kaya akan nutrisi ini nantinya berpengaruh pada kualitas hasil ternak itu sendiri. ternak yang diberikan BIS memiliki tekstur yang lebih baik dan rasanya jauh lebih enak.
Aturan pemakaian BIS pada sapi perah bisa digunakan 65% dari bahan ransum. Sementara untuk bungkil kedelai 10%, dan jagung 25%. Pada sapi potong dapat menggunakan bungkil sebanyak 70% dari bahan ransum.
Kemudian pada domba, BIS bisa digunakan sebanyak 30%, sedangkan untuk unggas bisa digunakan sebanyak 5 – 15%. Unggas jauh lebih sedikit lantaran mempertimbangkan serat bungkil kasar dan sistem pencernaan unggas lebih rendah dibandingkan dengan hewan ternak.
Penggunaan bungkil sebagai pakan ternak juga memberikan dampak positif pada perekonomian industri sawit. Hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah produk samping kelapa sawit.
Cara Pengolahan
Sebelum menjadi pakan ternak, bungkil sawit terlebih dahulu harus melewati proses fermentasi. Proses fermentasi ini menggunakan jamur dan bakteri seperti Eupenicillium javanicum, Aspergillus niger, dan Rhizopus oligosparus. Namun, apabila jamur dan bakterinya sulit ditemukan, maka bisa diganti dengan menggunakan probiotik yang dijual di pasaran seperti EM4, Starbio, Probiotik Tangguh, Suplemen Organic Cair, dan PT HCS.
Tujuan dari proses fermentasi tersebut yakni membuat kandungan serat kasar berkurang dan kandungan proteinnya bertambah. Dengan demikian, jumlah kandungan protein pada bungkil meningkat dua kali lipat menjadi 23%.
Jadi itu dia pemanfaatan bungkil sawit untuk bahan pakan ternak. Pemanfaatan bungkil ini membantu meningkatkan nilai tambah dari produk hasil samping industri sawit. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri sawit turut mendukung kelestarian lingkungan dengan program yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: