Nama seorang akademisi terkemuka dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Rachmat Pambudy, tengah mencuat di tengah wacana pembentukan kabinet pemerintahan baru, Prabowo Subianto. Nama Rachmat disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam mengisi salah satu kursi menteri dalam pemerintahan baru nanti.
Pasalnya, pada hari Senin (14/10/2024) lalu di Jalan Kertanegara, Jakarta, sebanyak 49 orang dipanggil ke kediaman Prabowo. Dalam daftar calon menteri tersebut, ada sejumlah menteri era Presiden Jokowi, tokoh professional, serta tokoh politik lainnya. Dan, salah satu nama yang mencuat adalah Rachmat Pambudy.
Baca Juga: 5 Industri Jadi Target, Prabowo Akan Dorong Industrialisasi Terfokus
Dalam keterangannya, Rachmat mengakui bahwa kehadirannya di Kertanegara tersebut berkaitan dengan penugasan dalam pemerintahan Prabowo. Kendati demikian, dia menolak untuk mengungkapkan posisi yang akan diembannya nanti.
Lantas, siapa Rachmat Pambudy sebenarnya? Mengapa dia diundang dalam pertemuan dengan Prabowo Subianto di Kertanegara? Dan apa latar belakangnya? Berikut Warta Ekonomi menghimpun informasi berkaitan dengan Rachmat Pambudy.
Profil Rachmat Pambudy
Rachmat merupakan akademisi yang lahir di Yogyakarta 23 Desember 1956 silam. Pendidikan sarjananya diselesaikan di Fakultas Peternakan, Institute Pertanian Bogor (IPB).
Setelah meraih gelar sarjana, dia melanjutkan studinya hingga meraih gelar magister di bidang Komunikasi Pembangunan dari almamater yang sama. Rachmat kemudian meraih gelar doktor di bidang Penyuluhan Pembangunan dari universitas yang sama pada tahun 1999.
Dia dikenal sebagai akademisi di bidang agribisnis dan telah lama mengabdi sebagai Dosen Terakreditasi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Selain itu, di kampus yang sama, dia juga menjabat sebagai Guru Besar di bidang Kewirausahaan.
Selain karirnya sebagai praktisi agribisnis dan staf pengajar di IPB, dia tercatat pernah aktif sebagai peneliti di Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan di Jonggol Animal Science Teaching and Research Unit (JASTRU).
Keseriusannya di bidang pertanian terlihat dari pendiriannya terhadap Unit for Socio and Economic Study and Evaluation (USESE) Foundation pada tahun 1988.
Kemudian, pada tahun 2004 Rachmat menjabat sebagai pejabat structural di Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Mentan Bungaran Saragih. Di sisi lain, dirinya juga aktif dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bersama Prabowo Subianto.
Partai Gerindra pun sempat mengajukan namanya untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Akan tetapi, Partai Gerindra pada akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu.
Kiprah Rachmat pun terus berlangsung di sektor pertanian. Pada tahun 2015 lalu dia diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina HKTI. Setahun kemudian, dia mendirikan dan menjadi Dewan Pakar di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Komite Pemantauan dan Pengawasan Petanian Indonesia (KP3I).
Selain itu, Rachmat juga terjun ke dunia korporasi dengan menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) Tbk sejak 2018. NSS merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terkemuka di Indonesia yang mengelola perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Alasan Mengapa Amran Sulaiman Bakal Didapuk Jadi Mentannya Prabowo, Ini Dia!
Meski demikian, kepastian penunjukan Rachmat sebagai menteri masih menunggu keputusan final dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Kabinet Prabowo-Gibran diprediksi akan diisi oleh kombinasi figur-figur profesional, teknokrat, dan politisi yang memiliki kompetensi tinggi di bidangnya masing-masing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: