PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku anak usaha PT Merdeka Copper Gold (MDKA) menargetkan produksi emas dan perak mencapai 100 ribu hingga 120 ribu onces sepanjang tahun 2024.
General Manager Corporate Communications MDKA, Tom Malik menyampaikan kepada Warta Ekonomi bahwa sejauh ini kapasitas produksi yang dijalankan BSI sejalan dengan target yang ditetapkan perseroan.
Baca Juga: Operasi Tambang Tembaga Terbesar ke-3 RI Bisa Lebih Cepat, Ini Kata Bumi Suksesindo
”Produksi sejauh ini sejalan dengan rentang target 100 ribu -120 ribu ounces,” ujar Tom Minggu, (27/10/2024).
Melansir dari laporan per kuartal dari BSI, pada Q1 perusahaan telah memproduksi 24.139 ounces selama kuartal ini dengan biaya tunai total sebesar USD 1.065/ounces, biaya all-in sustaining cost (AISC) sebesar USD1.479/ounces, dan harga jual rata-rata (ASP) sebesar USD2.106/ounces.
Pada Quartal 2 (Q-2) BSI melaporkan Tambang emas Tujuh Bukit menghasilkan 25.382 onces emas selama kuartal ini dengan biaya tunai total sebesar USD1.110 per onces, biaya berkelanjutan (AISC) sebesar USD1.492 per oncess, dan harga jual rata-rata (ASP) sebesar USD2.262 per onces.
Di lain sisi, secara kumulatif sejak pertama kali melakukan penambangan emas di tahun 2016 hingga tahun 2023, data financial result menunjukkan perseroan telah memproduksi lebih dari 1 juta ounces emas. Total kontribusi PT BSI terhadap pemasukan negara hingga 2023 mencapai Rp4,36 triliun.
Selanjutnya General Manager of Operations (GMO) PT Bumi Suksesindo (BSI) Roelly Fransza menerangkan bahwa tambang emas bukit tujuh merupakan jenis pertambangan yang bertumbuh.
”Kalau kita disini pertama kali feasibile study hanya sampai tahun 2022. 2022 sudah harus pasca tambang, terus kita temukan lagi cadangan-cadangan baru panjang sampai 2026. Alhamdulillah sekarang panjang lagi sampai 2029 di luar tembaga,” ucap Roelly.
Baca Juga: Komitmen GMP, Bumi Suksesindo Sukses Reklamasi 77.3 Ha Lahan Bekas Tambang Emas
Dari pantauan Warta Ekonomi, pada lokasi tambang emas bukit tujuh terdapat lima area pertambangan. Terdiri dari Pit A, Pit B, Pit C, Pit D, dan Pit E. Selanjutnya, untuk Pit E telah direklamasi, lalu Pit A dan C masih tahap produksi, terkahir Pit D bakal di produksi di tahun 2026 hingga-2029.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: